JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Subdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Ricky Yanuarfi menyebut Indonesia merupakan sasaran utama pemasaran narkoba di wilayah Asia Tenggara.
Banyak jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai pasar lantaran harga narkoba bisa melambung tinggi.
"Sabu murah di China, harganya tidak lebih Rp 2 juta per kilogram. Di Indonesia hampir Rp 2 miliar per kilogram," ujar Ricky dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).
"Dan ini merupakan bisnis yang sangat menggiurkan bagi bandar," lanjut dia.
(Baca: BNN: Bandar Narkoba Punya Peralatan Lebih Canggih daripada Kita)
Catatan BNN, kata Ricky, sebanyak 2,2 persen dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna narkotika. Dari data itu pula, lebih dari 50 persen pemakai perupakan orang yang bekerja.
"Maka Indonesia merupakan pasar terbagus di Asia," kata Ricky.
Sebelumnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, BNN, Polri, dan TNI pernah mengungkap penyelundupan berkilo-kilo ganja ke Indonesia.
Bagi pengedar, kata Ricky, jumlah tersebut terbilang kecil. Berdasarkan survei BNN, ganja yang beredar di Indonesia sebesar 119 ton per tahun.
Sementara itu, peredaran sabu di Indonesia selama setahun mencapai 230 ton. Jumlah tersebut baru yang muncul di permukaan.
"Di Indonesia daya beli tinggi, pecandunya banyak. Kemudian mungkin pola hukum kita belum keras," kata Ricky.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.