JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, delapan terduga teroris yang ditangkap di sejumlah tempat pada Kamis (23/3/2017) kemarin, berencana membuat pusat pelatihan militer.
Basis pelatihan itu akan berada di Halmahera.
"Mereka ingin membentuk camp pelatihan di wilayah Halmahera," ujar Martinus, di Konpleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Delapan terduga teroris yang ditangkap yaitu SM alias AR ditangkap di Cikarang, M ditangkap di Pandeglang, AJ ditangkap di Ciputat, serta NK, IP, AM, dan AS ditangkap di Banten.
NK ditembak karena melakukan perlawanan. Ia akhirnya tewas.
Sementra, AM terluka di bagian kaki. Namun, belum diketahui alasan mereka memilih Halmahera sebagai pusat pelatihan.
(Baca: Alasan Polisi Bawa Istri Terduga Teroris di Banten)
"Masih akan didalami kenapa merencanakan melakukan camp pelatihan di Halmahera," kata Martinus.
Dari hasil pemeriksaan tujuh orang tersebut, diketahui bahwa mereka ingin memindahkan basis pelatihan dari Poso ke Halmahera.
Martinus mengatakan, SM diketahui pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina Selatan.
Ia juga memiliki akses langsung untuk berkomunikasi dengan kelompok teroris di sana.
SM merupakan orang yang mendanai aksi teror bom di Jalan MT Haryono, Januari 2016 lalu.
Ia membeli senjata dari Filipina, kemudian dua di antaranya digunakan dalam aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.