Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrant Care Dukung Revisi UU untuk Lindung TKI yang Jadi ABK

Kompas.com - 21/03/2017, 13:16 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Revisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Revisi UU TKI) saat ini dalam proses pembahasan.

Pemerintah berencana membentuk badan baru untuk mengurus administrasi para calon tenaga kerja Indonesia.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo mengatakan, pembahasan revisi UU TKI itu harus dilakukan secara komprehensif, untuk melindungi para TKI yang bekerja di sektor kelautan.

"Karena selama ini pekerja maritim tidak ter-cover secara proteksi. Untuk proteksi tidak ada instrumen hukumnya," kata Wahyu saat dihubungi, Selasa (21/3/2017).

Wahyu meminta pemerintah dan DPR untuk memasukkan substansi dari Konvensi Ketenagakerjaan Maritim 2006 yang telah diratifikasi melalui UU Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour Convention 2006.

Hal itu seperti pengupahan, syarat kerja, jaminan kesehatan dan sosial. Selain itu, Wahyu meminta agar dibentuk prosedur operasional standar dalam menyelamatkan anak buah kapal (ABK) yang disandera oleh kelompok bersenjata.

Ia menilai, dalam melakukan penyelamatan ABK, terjadi saling tunggu antara pemerintah dan pihak terkait.

"Tidak ada SOP penyelamatan ABK. Selama ini saling tunggu. Ada yang ingin diplomasi, ada yang ingin pakai operasi militer. Kalau diatur tahapannya, sampai mana diplomasi. Tidak hanya sandera, juga perbudakan ABK," ucap Wahyu.

Untuk itu, Wahyu menyarankan pemerintah dan DPR dapat mengundang keterlibatan masyarakat dalam revisi UU TKI.

Pemerintah dan DPR, lanjut dia, dapat mengundang organisasi pekerja di sektor kelautan untuk meminta pendapat terkait perlindungan TKI di laut lepas.

Sebelumnya, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid meyakini revisi UU TKI akan memberikan perlindungan bagi TKI di sektor kelautan. Para pekerja itu wajib mengurus administrasi di badan terpadu yang akan dibentuk.

(Baca: BNP2TKI: Revisi UU TKI Juga Akan Lindungi Buruh Migran Sektor Kelautan)

"Selama ini yang tercatat hanya TKI di land base. Di sea base itu tidak tercatat di KBRI negara tujuan. Misalnya ABK, baik yang nelayan atau non-nelayan," ujar Kepala BNP2TKI Nusron Wahid di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (20/3/2017).

"Makanya jika nantinya sudah dibentuk badan baru lewat revisi UU, data mereka akan connect. Diketahui kerja apa, di mana. Ini bakal memudahkan negara hadir jika terjadi apa-apa dengan mereka," kata Nusron.

Kompas TV Jalan Gelap TKI Ilegal - Berkas Kompas Episode 241 Bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com