Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suatu Malam di LBH Jakarta dan Harapan Petani Kendeng...

Kompas.com - 21/03/2017, 11:57 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Kompas TV Demo "Cor Kaki" Tolak Semen Berlanjut

Negeriku mana yang adem ayem toto titi tentrem karto raharjo

Negeriku mana yang mengangkat pedang keadilan tinggi-tinggi

Satu Nusa, akan dijadikannya Nusa Kambangan

Satu bangsa, bangsa para pemakan tanah, peminum darah sesama

Satu bahasa, bahasa para penjilat rakyat.

Negeri bermandikan darah. Bersolek kemunafikan, berjubah kehancuran.

Nusa bangsa bahasa porak poranda binasa segala.

"Kalau tidak menghibur diri, klangut, pikiran kosong tidak ceria. Baca puisi selain menghibur diri juga ingatkan saya sendiri dan teman-teman lain," ucap Karyadi.

Pria ini mengaku senang dengan segala hal tentang seni sejak di bangku Sekolah Dasar. Dia mengagumi WS Rendra dan Chairil Anwar.

Menurut Karyadi, para petani Kendeng sering menembang bersama. Sebelum aksi, misalnya, lagu Indonesia Raya ditembang bersama.

Menembang bersama juga dilakukan saat aksi long march dari Kecamatan Tambakromo hingga alun-alun di Kabupaten Pati awal Mei 2016 lalu. Mereka menolak pendirian pabrik PT Indocement.

"Ibu Bumi wis maringi (ibu bumi sudah memberi) Ibu bumi dilarani ( ibu bumi disakiti) Ibu bumi kangadili (ibu bumi sendiri yang akan mengadili)"

Lirik tembang itu dibuat oleh Gunretno, dari komunitas adat Sedulur Sikep yang mendiami kawasan Kendeng utara. Kini, lirik itu tercatat di kotak semen di kaki sebelah kiri petani Kendeng. Karyadi mengaku tidak khawatir dengan kondisi keluarganya di Pati.

Ia mengatakan keluarganya merelakan kepergiannya ke Jakarta untuk menolak operasional pabrik semen.

"Mereka merelakan supaya berhasil semen tadi jadi di Pegunungan Kendeng. Kayaknya orang berangkat perang. Kalau di film kayak mau berangkat perang lawan penjajah," ucap Karyadi.

Karyadi menuturkan, ia menggunakan uang hasil panen untuk berangkat ke Jakarta. Di Pati, ia menanam padi, jagung, singkong. Dengan hasil panen, ia tidak khawatir atas kehidupan keluarganya di Pati.

"Kalau enggak ada uang langsung bisa jual ayam. Dengan kesederhanaan tapi merasa cukup. Karena serba ada. Paling tinggal lauk yang tidak ada. Bisa jual singkong, jagung. Jadi aman. Tidak masalah," ujar Karyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com