JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi I bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Arif Havas Oergoseno mengatakan, pemerintah telah menyepakati luas wilayah survei kerusakan yang terjadi di Raja Ampat dengan pihak asuransi PNI Club di Inggris.
Menurut Havas, tim yang terdiri dari KLHK, KKP, dan Kemenko Maritim sepakat menghitung luar wilayah sebesar 22.060 meter persegi.
Luas wilayah ini dihitung dari titik awal kapal kandas hingga titik terakhir kapal meninggalkan kawasan konservasi.
"Itu ada hitungan teknisnya, saya enggak bisa jelaskan ya karena teknis. Tapi kami akan survei di luas wilayah tersebut dengan rata-rata kedalaman tiga sampai enam meter," ujar Havas, saat memberikan keterangan di Gedung Kemenko Maritim, Senin (20/3/2017).
Havas mengatakan, saat ini tim belum bisa menyampaikan jumlah kerugian dan luas kawasan yang rusak, sebab ada beberapa bagian yang belum selesai diperiksa.
(Baca: Ini Foto-foto Terumbu Karang yang Dirusak Kapal Inggris)
Faktor cuaca dan ombak yang tinggi menyebabkan tim kesulitan untuk memeriksa kerusakan di seluruh wilayah.
"Wilayah itu dibagi menjadi 9 transsect, nah 7 trans sect sudah diselesaikan hari minggu kemarin. Karena ombak yang tinggi, 2 trans sect baru bisa diperiksa lagi hari ini," kata dia.
Selain memeriksa luas wilayah kerusakan, tim juga memeriksa dan mengumpulkan bukti terkait terjadinya dugaan tindak pidana.
Tim tersebut berada di bawah koordinasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sementara itu, tim yang berasal dari Institut Pertanian Bogor dan Kementerian Kelautan dan perikanan akan memeriksa dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar.
"Nanti setelah selesai, kami akan memverifikasi luas wilayah kerusakan. Jadi itu next stepnya. Kami harapkan dalam waktu yang tidak lama lagi, semua transsect selesai, kami lakukan perhitungan kerusakan," papar Havas.
(Baca: Kapal Inggris Perusak Terumbu Karang Tawarkan Asuransi, Pemerintah Waspada)
Sebelumnya, diberitakan kapal pesiar MV Caledonian Sky berpenumpang 102 orang menerabas terumbu karang di Raja Ampat itu terjadi pada 4 Maret 2017 lalu.
Kapal hendak mengantarkan wisatawan melakukan pengamatan burung di Waigeo.