JAKARTA, KOMPAS.com - Berita terpopuler Kompas.com pada Kamis (17/3/2017) kemarin, diramaikan dengan meninggalnya KH Hasyim Muzadi, Ridwan Kamil, dan sidang kasus e-KTP.
KH Hasyim Muzadi meninggal dunia pada usia 73 tahun di Malang, Jawa Timur, Kamis pagi. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Depok, Jawa Barat, sesuai dengan wasiatnya.
Ridwan Kamil sudah mendapat dukungan Nasdem untuk maju pada Pilkada Jabar 2018. Ridwan yang juga sudah menyatakan kesediaannya maju dalam konstestasi Jabar 1 itu menyatakan, dirinya tetap menjalankan amanah sebagai wali kota Bandung, dan tidak berkhianat.
Di persidangan kasus e-KTP, mantan Mendagri Gamawan Fauzi didudukkan sebagai saksi. Dia membantah bahwa dirinya menerima uang proyek e-KTP yang merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun.
Berikut 5 berita terpopuler Kompas.com:
1. KH Hasyim Muzadi meninggal dunia
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul UlamaKH Hasyim Muzadi meninggal dunia, Kamis (16/3/2017) pagi.
Berdasarkan informasi yang didapat Kompas.com, Hasyim Muzadi tutup usia sekitar pukul 06.15 WIB.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, akibat sakit yang dideritanya.
Kabar ini pun membuat sejumlah tokoh mengungkapkan duka citanya. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin salah satunya, yang mengungkapkan duka citanya di akun Twitter.
Selengkapnya, baca di link ini: Mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi Meninggal Dunia
2. Ridwan Kamil maju Pilkada Jabar 2018
Namun, sejumlah pihak keberatan jika Ridwan melangkah ke persaingan memperebutkan kursi Jabar 1 di Pilkada Jabar 2018. Alasannya, masih banyak janji kampanye yang belum ia tuntaskan.
Baca juga: Ridwan Kamil Hadiri Deklarasi Dukungan Partai Nasdem untuk Pilkada Jabar 2018
Menanggapi hal itu, Ridwan menyangkal ia disebut abai terhadap janji kampanyenya. Menurut dia, masih ada dua tahun anggaran untuk menyelesaikan cita-cita warga Bandung dalam pandangan politiknya.
"Saya tidak khianat, menyelesaikan lima tahun (jabatan). Kepada agenda yang mereka anggap belum selesai kan masih ada dua tahun anggaran yang belum saya belanjakan, yang belum sampai," ujar Ridwan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/3/2017) malam.
Selengkapnya baca link ini: Ridwan Kamil: Saya Tidak Khianat...
3. Pengakuan Gamawan Fauzi
Namun, menurut Gamawan, pemberian uang itu terkait keperluannya berobat dan honor kerja.
Awalnya, jaksa KPK menanyakan apakah Gamawan mengenal Afdal Noverman.
Ia mengaku kenal Afdal sebagai pedagang di Tanah Abang.
"Saya pernah pinjam uang," ujar Gamawan, kepada jaksa KPK.
Menurut Gamawan, saat itu ia membutuhkan uang Rp 1 miliar untuk keperluan membeli tanah. Ia juga mengaku meminjam uang lagi untuk keperluan berobat.
Gamawan mengatakan, saat itu ia menderita kanker usus dan harus dioperasi di rumah sakit di Singapura.
Selengkapnya, silakan diklik link ini: Terima Uang, Gamawan Sebut Pinjaman untuk Berobat dan Honor Kerja
4. Sikap Wali Kota Bekasi soal Izin IMB Gereja
Menurut Rahmat, kota Bekasi memiliki daya tarik tersendiri karena masyarakatnya yang memiliki latar belakang yang berbeda.
Oleh sebab itu, keberagaman yang ada harus selalu dijaga sebagai salah satu aset dalam pembangunan.
"Bekasi adalah kota yang heterogen, tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Laju pertumbuhan Bekasi pun menjadi cukup baik. Keberagaman dan kearifan lokal adalah aset untuk membangun suatu daerah," ujar Rahmat saat berbicara di Kongres Nasional Kebebasan beragama dan Berkeyakinan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (16/3/2017).
"Merangkul semua kepercayaan adalah penting untuk membangun kota Bekasi," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Rahmat menceritakan upaya yang dia lakukan saat terjadinya penolakan sekelompok masyarakat terkait pembangunan Gereja Katolik Santa Clara.
Selengkapnya, silakan diklik link ini: Wali Kota Bekasi: Lebih Baik Tembak Kepala Saya Daripada Cabut IMB Gereja
5. Hati-hati Whatsapp Anda dibajak
Baru-baru ini, firma keamanan Check Point turut mempublikasikan sebuah celah keamanan yang terdapat di versi web dari dua aplikasi messaging populer, WhatsApp dan Telegram.
Celah keamanan bisa dimanfaatkan hacker untuk membajak atau mengambil alih akun pengguna WhatsApp dan Telegram via web. Caranya adalah dengan mengirim foto atau gambar yang sudah disusupi kode berbahaya.
Begitu dibuka, kode berbahaya akan dieksekusi dan mengalihkan pengguna ke laman HTML berisi malware. Malware itu kemudian bisa digunakan untuk mengakses semua data yang disimpan secara lokal di komputer.
Selengkapnya, silakan diklik link ini: WhatsApp Bisa Dibajak Lewat Kiriman Foto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.