Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui TKI dan WNI, Menlu Retno "Blusukan" ke Ladang Sawit di Malaysia

Kompas.com - 16/03/2017, 08:35 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali kunjungannya ke Penang, Malaysia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi blusukan ke Ladang Pelam, KLK Berhad, untuk bertemu dengan para tenaga kerja dan pekerja migran Indonesia (TKI).

Ladang tersebut berjarak tempuh kurang lebih 1 jam 20 menit melalui darat dari Penang. Terdapat lebih dari 200 TKI di tiga ladang yang dikelola oleh perusahaan tersebut, antara lain ladang kelapa sawit, karet, dan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.

Perusahaan hanya mempekerjakan TKI pria, yang merupakan 80 persen dari keseluruhan pekerja yang dimiliki ladang tersebut.

Perusahaan telah memperkerjakan para pekerja dengan cukup baik sesuai dengan standar ISO 9002 untuk semua proses mulai dari proses perekrutan pekerja, upah pekerja, proses perladangan, proses produksi sampai dengan fasilitas yang diberikan kepada para TKI, termasuk tempat tinggal, dan alat transportasi di ladang.

Dalam sambutannya, Menlu menyampaikan salam dari Presiden RI, Joko Widodo bagi seluruh warga negara Indonesia di utara Malaysia.

"Kiranya seluruh pekerja dapat bekerja dengan baik di Malaysia dan kembali ke Indonesia untuk sama-sama membangun negeri," ujar Retno melalui keterangan tertulisnya, Rabu (15/3/2017).

Selain itu Retno juga menyampaikan bahwa salah satu tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan dan perlindungan kepada para WNI yang bekerja di berbagai sektor di luar negeri, sebagai salah satu prioritas utama pembangunan nasional.

Dalam sesi dialog, Retno menekankan pentingnya WNI untuk mengikuti semua prosedur bekerja sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Malaysia, termasuk memahami isi kontrak kerja dan memiliki salinan paspor dan izin kerja.

Ada yang menarik pada sesi dialog, para pekerja ladang yang rata-rata berasal dari Lombok mengeluhkan mengenai praktik pungutan liar yang terjadi di Lombok sebelum keberangkatan mereka ke Penang.

Menindaklanjuti keluhan tersebut, Direktur PWNI BHI Lalu Muhamad Iqbal yang juga berasal dari Lombok langsung membahas permasalahan tersebut pada sesi khusus dialog dengan menggunakan Bahasa Daerah Lombok.

Acara ditutup dengan ramah-tamah beserta para pekerja dan rombongan Menlu yang terdiri dari Konjen RI Penang dan Pelaksana Fungsi Konsuler KBRI KL dan KJRI Penang.

Kunjungan Retno ke Penang dan Johor Baru tersebut dilakukan sejak 15 hingga 17 Maret 2017. (Baca: Menlu ke Malaysia untuk Eratkan Kerja Sama Perlindungan-Pelayanan WNI)

Kunjungan ke dua daerah tersebut dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan Malaysia terkait penguatan perlindungan dan pelayanan warga negara Indonesia (WNI) yang ada di sana.

Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI di Malaysia menjadi hal yang penting sebab ada sekitar 1,4 juta WNI yang secara resmi tercatat di KBRI bekerja di Malaysia.

Tercatat ada sekitar 80 ribu WNI yang tinggal di Penang. Sedangkan di Johor Baru, ada sekitar 347 ribu WNI.

Kompas TV 315 WNI Ilegal Ini Dideportasi dari Malaysia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com