JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, sembilan orang yang ditangkap di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu diduga berkaitan dengan kelompok teroris di Filipina Selatan.
Informasi tersebut didapatkan polisi selama proses pemeriksaan para terduga teroris tersebut.
"Mereka bagian dari jaringan yang ada hubungan, akses ke jaringan terorisme di Filipina Selatan," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).
Namun, informasi tersebut baru keterangan satu pihak yang harus dikonfirmasi. Boy belum dapat menyebut secara rinci peranan masing-masing orang yang ditangkap tersebut.
"Ini informasi yang terus kami dalami, yang memberikan pengaruh dalam aktivitas mereka," kata Boy.
Kelompok tersebut diketahui merupakan jaringan baru di Sulawesi Tengah. Polri memastikan mereka tak terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang pernah dipimpin Santoso.
Sembilan orang tersebut berencana menyerang sejumlah markas kepolisian dan TNI.
(Baca: Berencana Serang Polisi di Sulawesi Tengah, Sembilan Orang Ditangkap)
Sebelumnya, Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriyadi mengatakan, mereka merupakan kelompok baru dan berafiliasime ke ISIS.
Sembilan orang tersebut merupakan anggota rekrutan baru yang dibawah pimpinan BSR yang berada di Makassar, Sulawesi Tengah.
Dari hasil pemeriksaan sementara, menurut dia, terungkap bahwa para pelaku berencana melakukan aksi pengeboman di sejumlah alat vital negara seperti Mapolres Parigi Moutong, Polres Tolitoli, dan Kodim Tolitoli.
Lokasi tersebut menjadi target utama para terduga teroris karena dianggap sepi dari pemantauan aparat keamanan.