JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (9/3/2017) kemarin, mencatatkan sejumlah hal menarik.
Pertemuan keduanya lama dinanti, setelah sejak awal Februari lalu, SBY selalu mengungkapkan keinginannya bertemu Jokowi.
Dari sesi tanya-jawab seusai pertemuan, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, berbicara lebih lama dibandingkan Jokowi.
Pertanyaan yang diajukan untuk SBY memang lebih banyak.
Catatan Kompas.com, Presiden Jokowi hanya bicara sekitar 2 menit 9 detik. Sementara, SBY berbicara 5 menit 16 detik.
Berikut kutipan saat tanya-jawab seusai pertemuan Jokowi dan SBY:
Jokowi: Ya seperti yang sudah sering saya sampaikan bolak-balik kan sudah saya sampaikan bahwa saya akan mengatur waktu untuk Beliau, Pak SBY. Dan hari ini, Alhamdulillah Beliau pas juga ada waktu, saya juga ada dan Beliau juga ada, maka kita janjian dan ketemu. Sudah.
Tanya (T): Apakah pertemuan ini memang sudah direncanakan?
Jokowi: Ya direncanakan tapi pas kadang-kadang saya ada waktu, Pak SBY waktu tidak ada. Beliau ada, saya pas barengan acara. Sekarang waktunya sekarang.
(Baca: Yang Berbeda dari Perte,uan Jokowi dan SBY...)
T: Apa topik pembicaraan dengan Pak SBY?
Jokowi: Ya berbicara banyak hal, baik yang berkaitan dengan politik nasional, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, namanya diskusi kan banyak hal dan hal-hal yang lain-lainnya.
SBY: Saya juga bersyukur dan bergembira karena hari ini Beliau, Bapak Presiden kita bisa menyediakan waktu untuk sebuah pertemuan ini. Pertemuan ini sudah digagas dan dirancang cukup lama. Tapi Alhamdulillah hari ini berlangsung. Saya tadi mendengarkan Bapak Presiden, apa saja yang menjadi agenda Beliau, agenda nasional.
Saya juga mengucapkan selamat atas keberhasilan menjadi tuan rumah, baik kunjungan Raja Salman maupun IORA yang baru selesai. Ini menunjukkan bahwa Indonesia terus berperan di panggung internasional. Kami juga mendiskusikan bahwa negara ini harus semakin maju, negara Pancasila, negara Bhinneka Tunggal Ika yang negara yang mengayomi semua. Komitmen Beliau samalah dengan komitmen saya komitmen para mantan presiden, ingin membangun negara dan ingin negara kita makin baik.
Sedikit memang karena jarang bertemu atau sudah lama tidak bertemu mungkin saja ada informasi-informasi yang tidak sepatutnya didengar, baik oleh Beliau atau saya sendiri. Tadi suasananya baik sekali karena dapat dijadikan sebagai ajang tabayun.
Dengan demikian seperti yang saya duga, Beliau tetap percaya bahwa seorang SBY itu juga ingin berbuat yang terbaik untuk negara ini, untuk pemerintahan Beliau. Saya juga demikian. Pak Jokowi juga ingin betul membangun negara ini.
Kalau seloroh saya, presiden ini hidupnya tidak tenang, kiri salah kanan salah, maju kena mundur kena. Dan itu saya sampaikan juga kepada Beliau, saya alami juga dulu ketika 10 tahun memimpin indonesia.