JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik, Andi Agustinus alias Andi Narogong, disebut melobi Komisi II DPR RI hingga pejabat partai politik untuk melancarkan anggaran proyek e-KTP.
Berdasarkan dakwaan kasus korupsi e-KTP yang dibacakan jaksa di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/3/2017), Andi berencana memberi uang kepada sejumlah partai politik dan sejumlah petingginya.
Pada Juli hingga Agustus 2010, DPR RI mulai melakukan pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2011, termasuk soal anggaran proyek e-KTP.
Andi beberapa kali bertemu dengan Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Mereka dianggap sebagai representasi Partai Demokrat dan Partai Golkar yang dapat mendorong Komisi II DPR RI menyetujui anggaran proyek penerapan e-KTP.
Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya DPR RI sepakat untuk menyetujui anggaran pengadaan e-KTP sesuai dengan grand design tahun 2010, yakni kurang lebih senilai Rp 5,9 triliun.
Proses pembahasannya akan dikawal oleh Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Golkar.
Akhir Februari 2011, mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Sugiharto, yang kini menjadi terdakwa, ditemui Andi di ruang kerjanya.
Rencananya, Partai Golkar dan Demokrat masing-masing mendapatkan Rp 150 miliar, PDI Perjuangan mendapatkan Rp 80 miliar, serta partai-partai lainnya sebesar Rp 80 miliar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.