JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pers Nezar Patria menerima permintaan maaf dosen Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (UHAMKA) Alfian Tanjung setelah mengirimkan surat teguran atau somasi pada Senin (30/1/2017) lalu.
Dari video yang sempat viral di media sosial, Alfian menyebut Nezar sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) saat memberikan ceramah di sebuah masjid.
Nezar menuturkan, setelah melayangkan somasi, dirinya berencana melaporkan Alfian ke polisi. Namun niat tersebut dia batalkan.
"Kenapa saya tidak mengajukan ke polisi, karena saya menganggap ini zaman reformasi. Memasuki era kebebasan berbicara dan berpendapat. Saya tidak mau orang yang berbicara dikriminalkan," ujar Nezar saat memberikan keterangan di kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).
Menurut Nezar, kekeliruan yang dilakukan oleh Alfian cukup diselesaikan melalui klarifikasi dan permintaan maaf secara langsung.
Dengan demikian kasus tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar lebih bijak dalam memanfaatkan kebebasan berbicara dan berpendapat.
"Jadi ini momen untuk bijak menggunakan kebebasan berekspresi dan menyebarkannya di medium yang sangat terbuka. Sehingga kalau ada jalan untuk mengoreksi maka dikoreksi, kalau memang ada kesalahan, sehingga semua bisa belajar," kata Nezar.
Nezar mengatakan, saat ini informasi mudah beredar melalui media sosial dan menjadi referensi publik tanpa nalar kritis. Hal tersebut diperparah dengan tidak adanya upaya memverifikasi kebenaran dari informasi yang beredar.
Dia pun berharap Alfian bisa semakin obyektif dan memverifikasi terlebih dulu sebelum memaparkan data-data ataupun menyatakan pendapatnya.
"Saya sendiri berharap Pak Alfian bisa semakin obyektif dan dapat memverikasi data serta me-review apa yang jadi asumsi-asumsi dasar," ucapnya.
Sebelumnya, Alfian mengaku salah dan keliru dengan menyebut Nezar sebagai kader PKI saat berceramah di beberapa komunitas pengajian.
(Baca: Sebut Nezar Patria Kader PKI, Alfian Tanjung Minta Maaf)
Dari penelusuran serta konfirmasi langsung kepada Nezar, dia menyimpulkan adanya kekeliruan dalam data nama tersebut.
Latar belakang Nezar Patria yang pernah menjadi aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), kata Alfian, menjadi salah satu dasar tuduhannya kepada Nezar.
"Di sini saya datang untuk menyatakan kekeliruan dan permohonan maaf saya kepada Pak Nezar dan kepada masyarakat luas yang mungkin telah mendapatkan persepsi yang keliru," ujar Alfian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.