Ketegangan yang meningkat di antara negara-negara yang mengklaim kedaulatan atas perairan dan gugusan pulau di Laut China Selatan akan berdampak terhadap perubahan peta kekuatan aliansi tradisional dari negara-negara besar di Asia dan Pasifik. Konsekuensinya, perkembangan tersebut akan memberikan efek terhadap perdamaian dan keamanan di Samudra Hindia.
Kelima, kerja sama IORA perlu menghasilkan pelbagai hal yang konkret bagi kesejahteraan rakyat dari negara-negara anggotanya. Dengan kepemimpinan Indonesia di IORA, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers tahunan 2017 menjelaskan perlunya kerja sama maritim Samudra Hindia sebagai jembatan penghubung antara Afrika dan Pasifik dengan IORA menjadi arsitektur regionalnya demi menciptakan kerja sama perekonomian, keamanan dan stabilitas global.
Dalam kuliah umumnya di Universitas Indonesia, Retno mengatakan, diplomasi harus membumi. Ini tantangan bagi Indonesia dan negara-negara IORA karena mereka perlu menghasilkan kerja sama maritim dan ekonomi pembangunan di Samudra Hindia yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dan rakyat dari anggota IORA lainnya.
Keenam, keterlibatan rakyat perlu ditingkatkan dalam perumusan kebijakan atas kerja sama dalam IORA. IORA mulai membuka diri dengan pelibatan pelaku usaha dan bisnis dalam pertemuan tingkat tinggi di Jakarta ini. Tak tertutup kemungkinan IORA akan memberikan akses untuk pelibatan masyarakat sipil dalam pelbagai kerja sama, seperti kerja sama perikanan, penanganan bencana, dan pariwisata yang akan dicetuskan dalam rencana aksi IORA.
Semoga KTT IORA dan ulang tahun ke-20 IORA di Jakarta bisa berkontribusi positif bagi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan rakyat negara-negara yang ada di kawasan Samudra Hindia.
Beginda Pakpahan,
Analis Politik dan Ekonomi Urusan Global dari Universitas Indonesia; Menyelesaikan Program PhD dari The University of Edinburgh, Inggris
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Maret 2017, di halaman 7 dengan judul "Kerja Sama dan Tantangan IORA".