JAKARTA, KOMPAS.com - Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta menyisakan dua pasangan calon yang akan bertarung, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saeful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Sementara, satu pasangan lainnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, terhenti di putaran pertama.
Suara empat partai politik pendukung Agus-Sylvi kini jadi rebutan.
Empat partai itu adalah Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
Ke mana dukungan empat parpol tersebut akan dialihkan?
Hingga pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengenai hasil Pilkada DKI Jakarta diumumkan, keempat partai ini belum menyampaikan sikapnya.
Dua pasangan calon yang akan bertarung di putaran kedua Pilkada DKI, pasti memperebutkan 17 persen suara yang dikantongi pasangan Agus-Sylvi.
Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, pendukung Agus-Sylvi cenderung berlatar belakang Islam moderat, sehingga kemungkinan beralih secara seimbang kepada pasangan Ahok-Djarot maupun Anies Sandi sangat mungkin terjadi.
"Mereka pasti terbagi. Bisa ke Anies, bisa ke Ahok. Pasti signifikan. Karena ini ada 17 persen yang mengambang, plus 22 persen (suara golput). Kalau ditotal ada 39 persen," kata Hendri saat dihubungi, Senin (6/3/2017) malam.
Secara kepartaian, Hendri menilai, selain PDI Perjuangan, tak ada dukungan parpol yang signifikan di DKI.
Menurut dia, hanya pendukung PDI-P yang memiliki loyalitas tinggi. Sisanya, dinilainya labil.
Peran Agus
Hendri mengatakan, peran seorang Agus Harimurti Yudhoyono menjadi penting.
Jika ingin mengalihkan dukungan secara signifikan, "suara" Agus diperlukan.
Jika melihat dinamika pasca putaran pertama, empat partai politik pendukungnya mempunyai sikap masing-masing.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.