Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mlarat ning Ningrat"

Kompas.com - 03/03/2017, 21:05 WIB

Ia menampilkan hati nurani sebagai bagian integral dari perpolitikan. Politik (seharusnya) menggunakan hati nurani dan hati nurani demi keadilan dan kesejahteraan banyak orang.

Dari fiksi hingga aksi

Mangunwijaya dikenal serbabisa. Sebagai novelis, dalam semua novelnya, Mangunwijaya kental keberpihakannya kepada mereka yang tengah menziarahi kehidupan mencapai jati diri yang bermartabat dan berharkat.

Dengan novel, Romo Mangun merasa bisa memasuki relung hati dunia tanpa batas dan sekat pendidikan, umur, latar belakang, dan lebih bebas diterima siapa saja.

Novel-novelnya merupakan refleksi dan pelengkap perjuangan tidak kenal lelah. Kumparan dari menyapa, menyelami, musyawarah, melibati, hingga menggerakkan.

Selain lewat karya fiksi, lewat artikel sebagai buah pemikiran reflektifnya, karya-karya arsitektur, buku-buku reflektif teologisnya sebagai rohaniwan, Romo Mangun menempatkan diri tidak hanya sebagai pemikir di belakang meja, tetapi juga bergerak di lapangan.

Selain rajin berbicara lewat mimbar publik sebagai selebritas intelektual, ia sendiri memberi contoh, melakukan dan menggerakkan. Sosok man of thought sekaligus man of action.

Kekagumannya kepada tokoh Sjahrir, perjuangannya memasuki wilayah-wilayah "perang", seperti hidup bersama masyarakat pinggir Kali Code, Kedung Ombo, Kampung Grigak (Wonosari), tetap dalam konteks menggerakkan manusia menemukan jati diri dan harkatnya.

Dia menaruh hidupnya penuh risiko, sampai dicap "komunis"-julukan yang di masa itu artinya "masuk kotak".

Dia memimpin unjuk rasa dengan bercaping memperjuangkan kepentingan petani di halaman Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Gerakan sosial tidak hanya lewat penyadaran bersama (konsientisasi) ala Paulo Freire dalam berbagai bentuk karya publik, tetapi juga bergaul dan bersurat-menyurat dengan para pejabat pengambil keputusan.

Surat-menyurat dipakainya ketika mendampingi masyarakat Code, masyarakat Kedung Ombo, begitu juga dengan rekan dekatnya semasa studi di Jerman, BJ Habibie sebagai Presiden RI, dalam kasus Timor Timur, juga kedekatan hubungan dengan sejumlah tokoh lintas agama, di antaranya KH Abdurrahman Wahid.

Keberpihakannya kepada masyarakat miskin dan pencarian jati diri dia lakukan dalam semua rancang bangunan yang selalu menimba kekayaan bahan dan budaya lokal dan melawan yang serba-impor dan terlihat megah.

Lembaga pendidikan sebagai pelengkap keberpihakannya lantas diwujudkan dalam DED, di samping laboratorium, juga sekolah dasar di Desa Mangunan, Kalasan, yang terus berkembang sampai sekarang.

Tanggal 10 Februari 1999, ketika meninggal dalam acara bedah buku di Jakarta, kegiatan yang menyatu dengan segala perhatian, komitmen, dan aktivitasnya lebih dari 20 tahun-dihitung sejak tahun 1973 sepulang dari studi di Jerman sampai meninggalnya-bermakna simbolis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com