JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) Reza Widyarsa mengingatkan agar pemerintah pro aktif menindaklanjuti kerja sama yang telah terjalin dengan Arab Saudi.
Maka dari itu, sebelas nota kesepahaman yang sebelumnya ditandatangani, tak hanya sebatas menjadi kegiatan seremonial.
"Kita sebelumnya sudah ada pengalaman dengan sejumlah negara lain, seperti dalam pengembangan investasi di Batam dengan Singapura. Tapi mandeg di MoU saja," kata Reza saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/3/2017).
Bukan kali ini saja, Indonesia menjalin kerja sama dengan Arab Saudi. Beberapa waktu lalu, negara yang berada di kawasan Timur Tengah itu juga pernah menawarkan kerja sama untuk membangun sektor pangan di Papua.
"Dulu di era SBY pernah mau menanam padi, tapi enggak jadi. Nah itu jangan seperti dulu lagi," kata dia.
Dari sebelas nota kesepahaman yang ditandatangani, menurut Reza, yang paling berpotensi untuk sukses yaitu kerja sama di sektor kelautan dan perikanan.
Ia mengatakan, hampir 60 persen kebutuhan pangan Arab Saudi diimpor dari negara lain, seperti beras dari Pakistan dan India, serta daging dari Australia.
"Akan bagus bagi Indonesia apabila bisa ekspor sektor perikanan kita ke Arab Saudi. Setelah itu bisa saja suplai daging kambing, sapi, ayam," ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan, Indonesia juga dapat memanfaatkan sebaik mungkin kerja sama di bidang ekonomi yang tengah digalakkan pemerintah kerajaan Saudi.
Menurut dia, Arab Saudi kini tak hanya mengandalkan sektor perminyakan sebagai salah satu sumber pundi-pundi keuangan mereka. Hal itu menyusul tidak stabilnya harga minyak dunia dewasa ini.
"Arab Saudi kini memerlukan pengembangan ekonomi di sektor lain. Makanya ini harus menjadi pintu masuk untuk dimanfaatkan sebaik mungkin," ujarnya.
Sejauh ini, kerja sama ekonomi yang dibangun Arab Saudi di negara-negara barat cukup berjalan dengan baik, seperti di Amerika Serikat dan Inggris.
Sementara untuk di Asia, kerja sama itu baru dibangun sebatas dengan Malaysia.
Ia melihat, lawatan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke sejumlah negara di Asia merupakan tanda bahwa Saudi ingin mengembangkan sektor ekonomi di sejumlah negara. Oleh karena itu lah pemerintah harus memanfaatkan momentum tersebut sebaik mungkin.