JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan DPR meminta Pemerintah Indonesia merespons serius seluruh nota kesepahaman yang akan ditandatangani dengan Arab Saudi.
Nota kesepahaman ini terkait kerja sama di berbagai sektor.
Beberapa sektor itu di antaranya sektor migas (minyak dan gas), pariwisata, dan ketenagakerjaan.
"Ini kan banyak yang dikerjasamakan, pemerintah harus bisa meresponsnya sampai bentuk kebijakan, jangan hanya sebatas di MoU (Memorandum of Understanding)," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Menurut Fadli, selama ini, dalam penandatanganan kerja sama dengan negara lain, pemerintah kurang sigap mengonversikannya dalam bentuk kebijakan sehingga kerja sama yang dibangun tak terwujud.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Ia mengatakan, penjajakan kerja sama itu akan sia-sia jika investasi Saudi senilai 25 miliar dollar AS tak direspons dengan sigap.
Fahri menilai, pemerintah seringkali lamban dalam membuat regulasi untuk mendorong pelaksanaan kerja sama yang telah disepakati dengan negara lain.
Untuk mewujudkan investasi yang besar dari Saudi, yang harus menjadi fokus pemerintah adalah menerbitkan regulasi setelah penandatanganan kesepahaman.
"Yang jelas regulasinya harus memudahkan para pengusaha dan perusahaan milik Saudi yang berinvestasi. Pokoknya harus jadi itu barang, jangan cuma tanda tangannya aja," kata Fahri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.