JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan kerja Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum (Pansus Pemilu) telah mendapat izin dari pimpinan DPR.
Meski kunjungan kerja tersebut dianggap tidak relevan, pimpinan DPR tetap memberi lampu hijau kepada pansus untuk tetap berangkat.
"Saya enggak tahu, tapi yang saya tahu tentang pemilu itu sudah disetujui di rapim (Rapat Pimpinan)," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Pansus Pemilu direncanakan berangkat ke Jerman dan Meksiko pada 11-16 Maret mendatang. Fahri menambahkan, jika sudah ada tanggal keberangkatan, dipastikan rombongan Pansus akan berangkat.
"Saya barusan cek sudah disepakati. Kalo sudah di-rapim-kan, berangkat ya berangkat saja," kata Fahri.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, yang memastikan persetujuan Pansus Pemilu berangkat ke Jerman dan Meksiko.
Ia mengatakan, dalam rapim, seluruh pimpinan DPR tak ada yang mempermasalahkan kunjungan kerja ke Jerman dan Meksiko.
"Sudah enggak ada masalah. Dari kami enggak ada masalah, ini kan kebutuhan. Bukan studi banding, yang ada kunjungan kerja dalan rangka diplomasi parlemen. Dari kami enggak ada masalah, nomenklaturnya ada kok," kata Fadli.
Ia pun meyakini kunjungan kerja ke Jerman dan Meksiko yang dilakukan Pansus Pemilu tak akan membuat pembahasan RUU Pemilu menjadi molor.
"Sudah ada di jadwal, target kami selesai di bulan April, kami sudah intensif juga membahasnya," tutur Fahri.
(Baca juga: Dikritik, Rencana Pansus Pemilu Studi Banding ke Jerman dan Meksiko)
Pansus Pemilu berencana melakukan kunjungan kerja ke Jerman dan Meksiko dengan alasan studi banding.
Ketua Pansus Lukman Edy menyatakan, studi banding ke Jerman diperlukan untuk mencontoh sistem pemilu di Jerman yang sebelumnya banyak digunakan di Indonesia.
Selain itu, Jerman dikatakan tengah mengevaluasi penggunaan voting elektronik atau e-voting dalam pemilu. Indonesia saat ini berencana menggunakan e-voting dalam pemilu.
Sedangkan kunjungan ke Meksiko bertujuan untuk mempelajari badan peradilan pemilu yang dinilai punya rekam jejak yang bagus.
(Baca juga: Ini Alasan Pansus Pemilu Studi Banding ke Jerman dan Meksiko)