Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Agen TKI Akan Dicabut jika Ginjal Sri Rabitah Terbukti Hilang

Kompas.com - 28/02/2017, 14:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menegaskan, jika laporan TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sri Rabitah benar bahwa ia telah kehilangan ginjal, maka perusahaan atau agen penyalur TKI yang membawanya akan dikenai sanksi tegas.

Hal yang sama akan dilakukan terhadap majikan Sri Rabitah di Qatar. Pemerintah akan menuntut secara hukum jika terbukti ginjal Sri hilang karena ulah majikannya.

"Kalau terbukti, PT-nya akan kami cabut izinnya. Kedua, kalau majikannya akan kami tuntut. Tapi kami serahkan pada tim dokter terlebih dahulu," ujar Nusron saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Berdasarkan hasil pertemuan antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB, Nusron mendapatkan informasi sementara bahwa ginjal Sri masih lengkap.

(Baca: Kepala BNP2TKI: Hasil Pemeriksaan RS NTB, Ginjal Sri Rabitah Lengkap)

Hasil itu didapatkan setelah dilakukan pra-operasi oleh RSUD NTB. Dari penjelasan yang diterima Nusron, kedua ginjal masih ada, tetapi ada selang yang masih tertanam yang perlu dikeluarkan. Selang tersebut dipasang untuk memperlancar saluran kemih.

Pengeluaran selang melalui operasi rencananya akan dilakukan pada 2 Maret mendatang. Semua pihak diminta bersabar untuk mengetahui hasil utuh kondisi ginjal Sri. Sebab, hal itu diprediksi bisa memakan waktu 1 hingga 2 minggu.

"Saya mohon teman-teman sabar terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi karena masih simpang siur antara keterangan yang didapat dari Qatar maupun yang di sini," tutur Nusron.

(Baca: Sri Rabitah: Saya Tidak Ikhlas Ginjal Saya Diambil Diam-diam)

Sri berangkat menuju Qatar melalui BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara. Ia mengaku kerap mendapat perlakuan tak manusiawi selama bekerja. Suatu hari, tiba-tiba majikannya mengajak Sri ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya.

Meski sempat menolak lantaran merasa sehat, ia tetap menjalani serangkaian pemeriksaan, seperti cek darah dan pemasangan infus, serta disuntik hingga tak sadarkan diri.

Belakangan, Sri merasa sering sakit-sakitan. Ia kerap mengalami batuk darah, kencing darah, dan keluar darah dari hidungnya.

Karena kerap sakit-sakitan, Sri dipulangkan kembali ke Indonesia. Suami Sri membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan rontgen dan ia baru tahu telah kehilangan salah satu ginjalnya.

Kompas TV Kasus dugaan pencurian ginjal yang dialami mantan TKW, Sri Rabitah warga Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mulai menemukan titik terang. Setelah melakukan pemeriksaan awal, dinas kesehatan Lombok Utara membenarkan ada kelainan di ginjal Sri Rabitah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com