JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo menerima gelar adat kehormatan "Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku".
Pemasangan jubah kebesaran, kain ikat pinggang, kain bahu, mahkota kebesaran, dan pemberian tongkat adat kehormatan sebagai penanda penganugerahan gelar dilakukan langsung oleh Ketua Majelis Latupati Maluku, Bonifaxius Silooy, pada Jumat (24/2/2017) di Kristiani Center, Ambon, Provinsi Maluku.
Seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana, gelar adat kehormatan tersebut diberikan kepada Jokowi berdasarkan keputusan majelis adat Maluku, yang terdiri atas para tetua adat atau Latupati.
(Baca: Jokowi Beberkan Curhat Gubernur Maluku, Hadirin Mendadak Riuh)
Penghargaan diberikan karena Jokowi dianggap sebagai pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan hidup masyarakat adat Maluku.
Atas penganugerahan tersebut, Kepala Negara menyampaikan rasa terima kasihnya.
"Saya merasa sangat terhormat sekali dan mengucapkan terima kasih atas penganugerahan gelar adat kehormatan Maluku kepada saya. Saya memahami bahwa gelar ini disertai dengan tanggung jawab untuk memajukan Maluku, untuk menyejahterakan rakyat Maluku," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan kebanggaannya pada kearifan lokal rakyat Maluku yang berbasis persaudaraan. Dengan falsafah Siwalima, perbedaan dan keragaman budaya masyarakat Maluku dapat dipersatukan.
"Menggunakan falsafah Siwalima yang menyatukan semua perbedaan kelompok menjadi kekuatan perekat yang abadi. Sejarah sudah menyaksikan bagaimana kearifan lokal Maluku dapat dengan cepat memulihkan keadaan setelah terjadinya konflik sosial pada waktu yang lalu," ucapnya.
Jokowi sekaligus menyampaikan harapannya agar masyarakat Maluku dapat terus merawat keanekaragaman yang ada sambil terus mengupayakan keharmonisan.
(Baca: Kepada Ketua DPR, Jokowi Cerita Diprotes Masalah DAU Maluku)
"Maka, saya harap Musyawarah Besar para Latupati se-Maluku hari ini akan dapat terus merawat kebinekaan yang ada, kemajemukan yang ada, keharmonisan yang ada, dan membingkai perdamaian Maluku dalam semangat hidup orang bersaudara," ujarnya.
Di tengah sambutannya, Jokowi pun sempat membacakan sebuah pantun dalam bahasa lokal. Lewat pantun tersebut, Jokowi hendak menyampaikan bahwa walaupun terpisah dengan jarak yang cukup jauh, masyarakat Maluku akan tetap berada di hatinya.
"Panah gurita di ujung tanjong, cari bia di ujung meti. Biar tapisah gunung deng tanjong, orang Maluku selalu di hati," demikian pantun dibacakan yang langsung mengundang tepuk tangan hadirin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.