JAKARTA, KOMPAS.com — PDI Perjuangan mengklaim pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat semestinya dapat memenangi Pilkada DKI Jakarta dalam satu putaran.
Namun, menurut Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, hal itu terhambat sejumlah hal teknis.
"Ya kalau kita lihat kan dari antusiasme warga untuk memilih, kemudian juga pemetaan kami dari media sosial dan juga survei, dengan Pak Ahok-Pak Djarot trennya naik ke atas, hari ini kami perkirakan paling tidak mencapai 51,8 persen," kata Hasto di kediaman Megawati, Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Hasto pun menjelaskan sejumlah kendala teknis. Contohnya, antusiasme warga yang tinggi tidak disertai dengan kesiapan manajemen penyelenggaraan pemilu yang baik.
Hasto menuturkan, ada banyak pemilih yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya di Pilkada DKI Jakarta.
"Kemudian ini juga persaingan ketat, tentu saja setiap calon menggunakan strategi terbaik pada putaran-putaran terakhir," ujar Hasto.
"Kami juga menerima laporan, tetapi masih kami cek, adanya pembagian sembako yang sangat masif yang dilakukan pasangan tertentu," kata dia.
Hasto pun menyampaikan apresiasi kepada rakyat yang telah menggunakan hak pilihnya kepada Ahok-Djarot.
Menurut Hasto, kemenangan pada Pilkada DKI patut dibanggakan di tengah gempuran yang luar biasa.
"Mengingat pasangan Ahok-Djarot kan dikepung oleh kedua pasangan yang lain dan itu nyaris tidak pernah berhenti, tidak pernah mengenal jeda. Nah, karena itulah apa yang tercapai (patut dibanggakan) meskipun target kami satu putaran," tutur Hasto.
(Ferdinand Waskita/Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: "PDIP Mengaku Satu Putaran Ahok-Djarot Terkendala Masalah Teknis"