JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai suasana politik saat ini kasar dan tidak masuk akal. Menurut dia, penguasa dengan sangat jelas menggunakan kekuasaan untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya.
Hal tersebut terlihat dengan berbagai macam tuduhan dari Antasari yang ditujukan kepada dia dan keluarganya.
SBY meyakini tuduhan tersebut sangat bermuatan politik untuk menjatuhkan nama baiknya dan menggagalkan Agus Harimurti Yudhoyono dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta.
"Tampaknya belum puas, di jam-jam terakhir, saya masih menerima serangan. I have to say politik saat ini kasar dan tidak masuk akal. Kekuasaan dengan jelas menindas yang lemah," ujar SBY saat memberikan keterangan pers di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017).
(Baca: SBY: Yang Dilakukan Antasari Tak Mungkin Tanpa Restu Penguasa)
SBY, melalui tim kuasa hukumnya, telah melaporkan Antasari Azhar ke Bareskrim Mabes Polri atas tuduhan pencemaran nama baik.
Dia membantah tuduhan Antasari bahwa dirinya menjadi inisiator skenario agar Antasari mendekam di penjara selama delapan tahun.
Menurut dia, tuduhan Antasari sangat tidak benar, tanpa dasar, dan liar. Meski demikian, SBY mengaku pesimistis laporan tersebut akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Malam ini saya jawab tuduhan sadis Antasari bersamaan dengan jalan hukum. Fitnah Antasari terhadap anggota keluarga yang lain juga akan dituntut, meski saya pesimistis keadilan akan berpihak kepada saya, tetapi saya percaya keadilan yang diberikan Allah pasti ada, entah bagaimana datangnya nanti," ucapnya.
(Baca: Dianggap Cemarkan Nama Baik SBY, Antasari Dilaporkan ke Polisi)
Sebelumnya, Antasari menduga SBY terlibat dalam kriminalisasi dirinya. Ia menganggap SBY sebagai inisiator yang membuat skenario yang menyebabkannya selama delapan tahun mendekam di penjara.
Sekitar Maret 2009, Antasari didatangi CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo di rumahnya. Hary mengaku diutus SBY untuk meminta agar mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Tantowi Pohan, yang merupakan besan SBY, tidak ditahan. Antasari meminta SBY mau terbuka soal rekayasa kasusnya itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.