Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Lantik Kapolda NTB dan Kukuhkan Nomenklatur Struktur Polri

Kompas.com - 14/02/2017, 10:13 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian melantik Brigjen Pol Firli sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat menggantikan Brigjen Pol Umar Septono.

Firli sebelumnya merupakan Wakil Kapolda Jawa Tengah. Pelantikan tersebut berdasarkan surat telegram nomor ST/261/II/2017 yang diterbitkan 3 Februari 2017.

Tito mengaku terkesan dengan kinerja Umar selama menjadi Kapolda NTB.

"Yang dulu saat saya asrena saya beri atensi soal kontigensi konflik di sana. Selama dia di sana saya jarang dapatkan banyak konflik, mau turun ke lapangan," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Tito berharap, Kapolda NTB yang baru dapat meneruskan pekerjaan yang dijalani periode sebelumnya. Ia meyakini, dengan melihat rekam jejaknya, Firli mampu mengatasi konflik di NTB dengan baik.

Selain itu, Kapolri juga melantik beberapa perwira tinggi Polri lain dalam jabatan baru, yaitu Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri Irjen Arief Sulistyanto, Kepala Eivisi Hubungan Internasional Irjen Saiful Maltha, dan Koordinator Staf Ahli Kapolri Irjen Iza Fadri.

Khusus untuk Arief, Tito menekankan bahwa pembenahan Polri harus dimulai dari sumber daya manusianya. Sistem rekrutmen harus baik dan menempatkan orang-orang yang tepat pada posisi yang tepat.

"Aset penting Polri bukan bangunan, tapi SDM. Sehingga kunci terpenting baik atau tidaknya Polri dari SDM," kata Tito.

Selain melantik sejumlah pati, Tito juga mengukuhkan sejumlah nomenklatur organisasi di Polri.

Perubahan yang dilakukan antara lain Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) diubah menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Lemdiklat); Divisi Teknologi Informasi Polri (TI) berubah menjadi Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), penambahan Direktorat Tindak Pidana Siber di Bareskrim Polri, dan penambahan Biro Multimedia di Divisi Humas.

Tito mengatakan, perubahan nomenklatur berpengaruh pada kenaikan pangkat sehingga menambah jumlah perwira bintang satu.

"Sehingga meningkatkan kinerja dan memberi peluang agar bottleneck Komisaris Besar ke perwira tinggi lebih besar," kata Tito.

Tito mengaku bukan langkah singkat melakukan nomenklatur. Ia harus meyakinkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Koordinator Bidang Poliyik, Hukim, dan Keamanan, hingga Presiden Joko Widodo.

Hingga akhirnya Presiden mau menyetujui dan menandatangani pengukuhan nomenklatur tersebut.

"Saya harap dengan struktur baru dapat meningkatkan kinerja polri," kata Tito.

Kompas TV Kapolri: Reformasi Polri Akan Tekan Perilaku Koruptif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com