JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Hanura menyayangkan sikap Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim terkait insiden yang melibatkan Chappy dengan Mukhtar Tompo, Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Hanura, saat rapat dengar pendapat.
Ketua Fraksi Partai Hanura, Nurdin Tampubolon menuturkan, tugas anggota DPR adalah melakukan pengawalan dalam pembuatan undang-undang termasuk pelaksanaan dan pengawasan. Hanura pun akan mengadukan insiden tersebut kepada pimpinan DPR.
"Kami akan usulkan ke pimpinan DPR maupun bersama-sama dengan Komisi VII. Hal seperti ini agar diproses masalah hukumnya bagaimana," kata Nurdin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Nurdin menambahkan, sikap Chappy merupakan tindakan yang tidak menyenangkan. Ia merasa DPR sebagai lembaga yang memiliki fungsi pengawasan dan penganggaran dicederai dengan sikap-sikap seperti itu.
"Yang jelas kami belum dengar minta maaf dari Pak Chappy ke Pak Tompo langsung. Beliau belum minta maaf baik ke Fraksi Hanura atau kader kami Pak Mukhtar Tompo," tutur Nurdin.
(Baca: Rapat Kerja, Dirut Freeport Berpolemik dengan Anggota Komisi VII)
Fraksi Hanura juga akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang untuk mengambil langkah selanjutnya.
"Kami harus konsultasi dan koordinasi kepada pimpinan kami dalam hal ini Ketum kami Oesman Sapta Odang untuk meminta arahan selanjutnya. Apakah yang akan kami lakukan," ucap Anggota Komisi I DPR itu.
Sebelumnya, Mukhtar menjelaskan insidennya dengan Chappy Hakim. Saat itu, ia mengaku hendak menyalami Chappy. Namun ajakan itu justru ditolak oleh Chappy.
(Baca: Penjelasan Dirut Freeport soal Insiden Saat Rapat dengan Komisi VII)
Ia menjelaskan, awalnya dia hanya meminta konsistensi pernyataan PT Freeport Indonesia dalam pembangunan smelter di Gresik. Namun, ia merasa penjelasan yang diberikan oleh Freeport tidak konsisten.
Ketidakonsistenan itu terjadi karena penjelasan antara Freeport dengan pembangun di Gresik tidak sinkron.
"Padahal saya tidak menyampaikan pernyataan langsung yang ditujukan ke Pak Chappy. Saya hanya minta teman-teman dari Freeport agar jelas dan konsisten dalam menjawab pertanyaan. Dan Pak Chappy juga tidak memberikan pernyataan tadi," ujar Mukhtar.
Chappy minta maaf
Sementara itu, Chappy membantah telah memukul Mukhtar, seperti yang telah diberitakan sejumlah media. Hal itu, menurut dia, senada dengan pernyataan Mukhtar yang juga mengaku tak ada pemukulan.
"Seusai rapat bersama sembilan perusahaan tambang bersama Freeport, saudara Mukhtar menghampiri saya. Saya mempertanyakan tanggapannya mengenai ketidakkonsistenan perusahaan dan meminta dia menunjukan ketidakkonsistenannya," tutur Chappy melalui keterangan tertulis, Kamis (9/2/2017).
Namun, ia menambahkan, apa yang terjadi seusai rapat merupakan hal yang tak diinginkan oleh pihak mana pun.
"Dengan tulus saya memohon maaf dengan tulus kepada Komisi VII atas polemik yang terjadi," ujar Chappy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.