JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menyarankan agar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly lebih sering melakukan inspeksi mendadak ke lembaga pemasyarakatan.
Menurut dia, sidak harus dilakukan khususnya ke lapas yang rawan seperti di Sukamiskin. Belakangan, sejumlah napi kasus korupsi yang ada di dalam lapas tersebut diketahui kerap melakukan pelesiran keluar lapas.
"Menkumham harus lebih sering sidak ke lapas yang bermasalah," kata Arsul di Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Selain itu, Arsul juga menyarankan agar Menkumham melakukan rotasi secara berkala terhadap kepala hingga petugas lapas Sukamiskin. Rotasi ini minimal dilakukan sekali dalam setahun.
"Karena memindahkan orang ya kasih tunjangan khusus," ucap Arsul.
Selain itu, Arsul juga menyarankan ada uji kepatutan dan kelayakan terhadap kepala hingga petugas yang akan ditempatkan di lapas.
Arsul meyakini tidak semua petugas lapas bermental buruk dan mau diajak kongkalikong dengan napi. Ia optimis masih banyak petugas lapas yang jujur.
"Contoh di Lapas Perempuan Semarang, saya tanya ke pengunjungnya, enggak ada pungli. Budaya seperti itu harus diperbanyak," ucap Arsul.
(Baca juga: Petugas Terlibat Kongkalikong dalam Lapas Diminta Segera Dipecat)
Kabar mengenai pelesiran para napi kembali mengemuka setelah diungkap Majalah Tempo.
Dalam laporan investigasinya, Majalah Tempo memergoki mantan Wali Kota Palembang Romi Herton pergi ke rumah di Jalan Kuningan Raya Nomor 101, Kelurahan Antapani Tengah, sekitar 4,5 kilometer dari Sukamiskin pada 29 Desember 2016.
Di sana, tinggal istri muda Romi bernama Lisa Zako.
Sementara itu, terpidana kasus korupsi pengadaan alat Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT), Anggoro Widjojo, juga dilaporkan berkunjung empat kali ke Apartemen Gateway, berjarak 3,5 kilometer dari Sukamiskin.
Ia kembali ke selnya pada 29 Desember 2016 menaiki mobil pribadi yang dikemudikan seorang perempuan.
Adapun mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin juga tepergok ke rumah kontrakan di Kompleks Panorama Alam Parahyangan, akhir Desember 2016 lalu.
Kini, Anggoro dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur, Bogor. Dua koruptor lain juga direncanakan dipindahkan ke sana dalam waktu dekat.
(Baca juga: Selain Anggoro, Dua Terpidana Korupsi Lain Akan Dipindahkan)