Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Bawaslu Tak Siap, Komisi II Pesimistis Politik Uang Hilang

Kompas.com - 07/02/2017, 08:18 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy menilai, pengawasan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) belum maksimal.

Salah satu pengawasan yang dianggap Lukman belum maksimal, adalah terkait diskualifikasi bagi pasangan calon yang melakukan politik uang.

Oleh karena itu, ia pesimistis praktik politik uang bisa ditekan atau bahkan hilang pada Pilkada Serentak 2017 yang akan dilaksanakan pada 15 Februari mendatang.

"Di Undang-Undang Pilkada, spirit anti-politik uang kuat tapi ternyata tidak implementatif," ujar Lukman di Kompleks Parlemen, Senin (6/2/2017).

"Karena kewenangan tambahan yang diberikan pada bawaslu untuk adili politik uang yang berimplikasi pada diskualifikasi itu secara implementatif Bawaslu enggak siap," lanjut dia.

Dalam mengusut dugaan politik uang, kata Lukman, perlu dilakukan investigasi.

Sementara, kapasitas Bawaslu saat ini adalah menunggu adanya laporan masyarakat.

Sementara, kesadaran masyarakat untuk melaporkan praktik politik uang masih minim. 

"Bisa jadi karena aturan politik uang kurang disosialisasikan dengan baik ke masyarakat. Bisa jadi terkait incumbent, masyarakat ditekan," kata dia.

Lukman mencontohkan, hasil temuan Komisi II di Bali. Masyarakat dan kepala desa ditekan agar tak melapor.

Dengan kondisi masyarakat yang lemah dalam melaporkan kecurangan pemilu, Bawaslu juga tidak pro-aktif.

"Karena itu saya pesimistis dengan Pilkada sekarang bisa perbaiki kualitas dan temukan politik uang serta diberikan sanksi tegas," ujar Politisi PKB itu.

Menurut dia, Bawaslu bisa melakukan kerja sama dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan untuk merekrut para penyidik Polri dan Kejaksaan. Terutama mereka yang berkemampuan mencium adanya praktik politik uang.

"Selama ini rekrutmen Bawaslu tidak ada rekrut orang yang ahli dalam penyelidikan. Tidak ada latar belakang penyelidikan. Sehingga kami pesimistis," kata Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com