Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keyakinan Kapolda tentang "Chat" Firza Husein dan Sentilan Gus Nuril soal Mendadak NU

Kompas.com - 07/02/2017, 07:22 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com - Berdasarkan statistik pengunjung Kompas.com, berita-berita terpopuler kemarin masih didominasi berita-berita update atau pemutakhiran dari berita-berita sebelumnya.

Salah satunya adalah tentang pandangan Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan terkait percakapan WhatsApp yang diduga dilakukan Firza Husein dengan Rizieq Shihab.

Komentar Gus Nuril soal fenomena sekarang yang ia sebut banyak yang "mendadak NU" menjadi berita terpopuler kedua. Menurut Gus Nuril, akhir-akhir ini banyak pihak tak bertanggung jawab memprovokasi NU.

Satu-satunya berita baru yang masuk ke jajaran top 10 berita terpopuler adalah soal demo di depan rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ratusan pendemo itu merupakan massa Silaturahmi Mahasiswa Indonesia yang juga peserta Jambore di Cibubur.

Berita soal demo di depan rumah SBY ini mendapat perhatian lumayan banyak dari para pembaca karena komentar-komentar yang "khas" dari SBY di media sosial. Banyak pihak yang menanggapi reaksi SBY ini dengan berbagai ragam komentar. 

Bagi Anda yang tak sempat mengikuti berita-berita Kompas.com kemarin, luangkan waktu untuk membaca rangkuman berita-berita di bawah ini.

 

1. Firza Husein dan Keyakinan Kapolda tentang WhatsApp "Chat"

Logo WhatsApp.
Lebih dari delapan saksi dan ahli dimintai keterangan oleh polisi dalam mengusut kasus WhatsApp chat berkonten pornografi yang diduga dilakukan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, dengan Firza Husein.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, tak sulit bagi penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus untuk mengungkap kasus yang disebutnya serupa dengan kasus yang menjerat Luna Maya-Ariel pada 2010 silam.

Menurut dia, investigasi ilmiah akan membuktikan keaslian video tersebut dan siapa yang layak dijadikan tersangka.

Ada ahli forensik digital yang memeriksa apakah foto tersebut direkayasa, ada ahli antropometri yang menilai keaslian dari ukuran dan proporsi tubuh, ada pula ahli suara untuk mencocokkan rekaman telepon yang diduga Firza dengan seseorang yang disebut Kak Ema.

"Kami siap, hingga nanti tidak bisa dibantah. Karena tidak terlalu sulit tim suara, voice sudah ada ahlinya di sana, ahli fotografi forensik juga ada, sehingga ada ilmu kedokteran, ada lekuk-lekuk tubuh yang tak bisa dibantah," ujar Iriawan di Jakarta, Minggu (5/2/2017).

Baca selengkapnya di sini. 


2. Gus Nuril: Sekarang Banyak yang Mendadak NU

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Pendiri Banser Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Nuril Arifin Husein atau Gus Nuril dalam acara Istighosah Kebangsaan Nahdliyin Jakarta, di Jalan Talang Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) malam.
Pendiri Banser Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Nuril Arifin Husein, menyayangkan banyak provokasi yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Nuril tersebut, banyak pihak tak bertanggung jawab memprovokasi NU.

"Sekarang ini banyak orang jualan 'penggorengan', NU saking cantiknya dianggap tahu bulat, digoreng sana goreng sini," kata Gus Nuril dalam Istigasah Kebangsaan Nahdliyin Wilayah DKI Jakarta, di Jalan Talang Nomor 3, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) malam.

Gus Nuril mengatakan, provokasi terjadi setelah timbulnya permasalahan antara terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin. Ma'ruf menjadi saksi dalam persidangan dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok.

"(Masalah ini) digoreng, (banyak orang) mendadak jadi NU. 'Gimana ente ulama dihina, enggak mau bangkit, enggak mau bela?' Kapan ente jadi NU? Pas Gus Mus dihina, enggak ada yang bela," tanya Gus Nuril.

Baca selengkapnya di sini. 


3. Polda Jabar Persilakan Rizieq Shihab Bawa Massa, Ini Syaratnya

Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus
Polda Jawa Barat mengimbau kepada Rizieq Shihab untuk tidak membawa massa saat menghadiri proses pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan penghinaan Pancasila dan pencemaran nama baik.

"Harapan kita, Rizieq cukup bawa pengacara saja, tidak perlu bawa massa. Percayakan kepada kepolisian. Kami akan profesional," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus melalui ponselnya, Senin (6/2/2017).

Namun, Polda Jawa Barat juga mempersilakan Rizieq Shihab membawa massa pada saat diperiksa nanti dengan syarat mengajukan izin tiga hari sebelumnya kepada pihak kepolisian.

"Sesuai aturan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008, jika ingin menggelar aksi menyatakan pendapat, harus ada pemberitahuan tiga hari sebelumnya agar kami bisa siapkan pengamanan," katanya.

Baca selengkapnya di sini. 


4. "Blusukan" ke Jatinegara, Ahok Diprotes Ketua RT

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat blusukan di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
Saat blusukan ke wilayah RT 010 RW 06, calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, diprotes oleh Ketua RT 010 Den Bagus Solihun.

Solihun menganggap Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Ahok tidak memperhatikan kondisi jalan di lingkungan tempat tinggalnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, jalan di sana belum diaspal. Jalan terlihat becek karena masih beralaskan tanah basah dengan pasir dan kerikil. Terlihat banyak kubangan terbentuk akibat banyak lubang di sana.

Solihun mengaku berulang kali meminta perbaikan jalan kepada kelurahan setempat.

"Beberapa kali kami minta (perbaikan jalan), dibilangnya enggak bisa dari kelurahan karena (status kepemilikan) lahannya," ujar Solihun kepada Ahok di Sekretariat RT 010, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).

Baca selengkapnya di sini. 

Baca juga: Ahok: Aku Jangan "Dibandingin" sama Pak Prabowo, Dia Capres... 


5. Pendemo di Rumah SBY Bagikan Selebaran Berisi Penolakan Isu SARA

KOMPAS.com/SHEILA RESPATI Rumah baru pemberin negara untuk Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Rumah terletak di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. Gambar diambil pada Selasa (31/1/2017).
Pihak kepolisian telah mengidentifikasi pendemo di rumah Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (6/2/2017).

Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Purwanta mengatakan, ratusan pendemo itu merupakan massa Silaturahmi Mahasiswa Indonesia yang juga peserta Jambore di Cibubur.

"Massa aksi datang menggunakan 11 bus besar dan 2 kopaja," ujar Purwanta saat dihubungi, Senin.

Massa yang datang sekitar pukul 14.30 itu berorasi di rumah SBY di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Menurut Purwanta, mereka membentangkan spanduk yang memuat tulisan "Terapkan nilai-nilai Pancasila kepada pendidikan", "Menolak dan lawan isu SARA upaya adu domba rakyat", dan "Tolak dan lawan organisasi radikal yang anti-Pancasila, NKRI harga mati".

"Massa aksi juga membagikan selebaran yang bertuliskan menolak dan lawan isu SARA dan seluruh upaya adu domba rakyat," ujar Purwanta.

Baca selengkapnya di sini. 

Baca juga:
Polisi Bubarkan Pengunjuk Rasa di Depan Rumah SBY 
Wiranto Sarankan SBY Lapor Polisi soal Demo di Depan Rumahnya 
Yenny Wahid Sayangkan Pernyataan SBY Terkait Aksi Unjuk Rasa 
SBY Dinilai Mainkan Dramaturgi Politik untuk Raih Simpati 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com