Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Transkrip Lengkap Pernyataan SBY soal Telepon ke Ma'ruf Amin...

Kompas.com - 02/02/2017, 06:06 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Kompas TV Ketua MUI Jadi Saksi, Ini yang Didalami Pengacara Ahok

Namun, saya tidak ingin berpanjang lebar di situ. Kalau dibangun opini gara-gara percakapan saya dengan Pak Ma’ruf Amin, gara-gara pertemuan dengan Agus-Sylvi dengan PBNU dan PP Muhammadiyah, maka pendapat keagamaan yang dikeluarkan seperti itu, maka tanyakan kepada MUI.

MUI itu Majelis Ulama Indonesia, memang ada ketuanya. Tapi, selama ini yang saya ketahui selama jadi Presiden beberapa kali saya bertemu denan MUI, lengkap pengurusnya, memang segala sesuatunya dimusyawarahkan.

Dan ketika mengeluarkan entah fatwa atau apapun itu sudah dibicarakan di antara mereka. Silahkan ditanyakan, apakah pendapat keagamaan MUI itu lahir di bawah tekanan SBY atau tekanan siapa pun.

Saya kira mudah sekali mengeceknya, daripada saya nanti defensif, tanyakan saja langsung, apakah Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan fatwa keagamaannya, didikte atau ditekan SBY atau pun siapa pun.

(Baca: SBY: Silakan Tanya MUI Apa Sikap Keagamaan Lahir di Bawah Tekanan SBY)

Dan teman-teman para wartawan, kesimpulan yang ingin saya sampaikan adalah, dengan penjelasan saya ini berangkat dari pernyataan pihak Pak Ahok yang memegang bukti atau tranksrip atau apapun yang menyatakan ada percakapan saya dengan Pak Ma’ruf Amin, saya nilai sebagai sebuah kejahatan.

Karena itu adalah penyadapan ilegal. Saya hanya mohon hukum ditegakkan. Bola sekarang bukan pada saya, bukan di Pak Ma’ruf Amin, bukan di Pak Ahok dan pengacaranya, tetapi di tangan Polri dan penegak hukum lain. Bola di tangan mereka.

Dan kalau yang menyadap institusi negara, bola di tangan Bapak Presiden Jokowi. Saya hanya memohon keadilan. Karena hak saya diinjak-injak dan privasi saya yang dijamin UU dibatalkan dengan cara disadap secara tidak legal.

(Baca: SBY: Hak Saya Sudah Diinjak-injak)

Dan teman-teman semua yang ada di ruangan ini atau di mana pun, karena sejak tadi malam saya mendapat pesan beragam sekali, ada yang sedang, ada yang keras, ada yang marah dan sebagainya, karena saya sudah menyampaikan seperti ini, baik-baik dan dengan niat dan tujuan yang baik, maka teman-teman pendukung harap bisa bersabar dan tegar.

Insya Allah ada titik air keadilan. Kalau kita haus dan dahaga, kalau ada titik air keadilan, rasanya haus kita, dahaga kita hilang.

Itulah yang ingin saya sampaikan, terima kasih teman-teman atas kesabaran dan perhatiannya, saya lebih baik begini daripada main di media sosial mengeluarkan hoax, kita begini saja-lah, langsung-lah.

Media tradisional juga ada, televisi ada, TV ada, radio ada, majalah juga ada. Jangan sampai kita malah saling berkomunikasi dengan tidak tahu siapa kita berkomunikasi itu. Bung Karno mengatakan "Mana dadamu, ini dadaku".

Artinya, ayolah kita, supaya tidak mudah kita saling memfitnah, tidak mudah kita saling menjatuhkan. Itu saja teman-teman, dan sekali lagi terima kasih atas perhatiannya. Saya sudah menjelaskan dengan tujuan yang baik.

Sekian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com