Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Mengaku Pernah Diberi Tahu Teleponnya Disadap

Kompas.com - 01/02/2017, 17:35 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan pernyataan tim pengacara Gubernur nonaktif DKI Jakarta  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengaku memiliki bukti percakapan telepon antara SBY dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.

SBY mempersoalkan sumber bukti percakapan telepon antara dirinya dan Ma'ruf yang diklaim dimiliki oleh pengacara Ahok. 

Menurut SBY, jika transkrip tersebut didapatkan dari cara menyadap, itu adalah kegiatan ilegal.

"Itu adalah kejahatan serius di negara mana pun," kata SBY dalam konferensi pers di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).

(Baca: SBY: Ada Bukti Percakapan dengan Ma'ruf Amin, Itu Sebuah Kejahatan)

Lebih jauh, SBY mengaku pernah diingatkan oleh seseorang bahwa teleponnya disadap.

"Saya mendengar pada awal September setelah kembali dari Jateng dan Jabar, saya diberi tahu, 'Pak SBY, hati-hati telepon Bapak dan anggota tim lain disadap'," ujar SBY menirukan orang yang mengingatkannya.

Lalu, Presiden keenam RI ini menceritakan, satu bulan lalu salah seorang sahabatnya tak berani menerima telepon dari dirinya.

"Karena diingatkan lingkar kekuasaan bahwa telepon kami disadap," ujar SBY.

Karena kekhawatiran penyadapan itu, SBY dan koleganya tersebut berkomunikasi lewat utusan.

"Tetapi, saya belum yakin apa iya telepon saya disadap," kata dia.

Menurut SBY, presiden dan mantan wakil presiden mendapat pengamanan dari Pasukan Pengamanan Presiden. Karena itu, dia mengaku tak terlalu yakin bahwa teleponnya disadap.

"Tetapi, kalau betul-betul disadap, segala pembicaraan dan kegiatan, strategi, dan rencana akan diketahui oleh mereka yang tidak punya hak sama sekali," kata ayah Agus Harimurti Yudhyono ini.

(Baca: SBY: Ada yang Larang Presiden Jokowi Bertemu Saya)

Sebelumnya, pada persidangan perkara penodaan agama, pengacara Ahok, Humprey Djemat, menyatakan bahwa SBY telah menelepon Ma'ruf sebelum Ma'ruf melakukan pertemuan dengan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Halaman:
Baca tentang



Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com