Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Minta Pelayanan Satu Pintu Pendaftaran TKI Diperluas

Kompas.com - 01/02/2017, 16:02 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, menginginkan agar sistem pendaftaran TKI berbasis pelayanan satu pintu diberlakukan di seluruh Indonesia.

Saat ini pendaftaran pemberangkatan TKI berbasis sistem pelayanan satu pintu baru di beberapa daerah, di antaranya di Indramayu, Surabaya, Mataram, Nunukan, dan selainnya.

"Kalau saya sih maunya sekarang dimulainya. Tapi kan tergantung. Kita sudah mapping 30-50 kabupaten kota di Indonesia," kata Nusron usai rapat dengan Tim Pengawas (Timwas) TKI dari DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Nusron mengatakan, saat ini sudah ada pendaftaran TKI berbasis pelayanan satu pintu di 16 titik yang berjalan dengan baik.

Jika itu diperluas, akan memudahkan para calon TKI yang hendak berangkat kerja ke luar negeri.

Dimudahkannya pendaftaran, kata Nusron, juga akan mengurangi kemunculan TKI ilegal. Sebab biaya pendaftaran yang mahal menjadikan calon TKI memilih berangkat ke luar negeri secara ilegal.

(Baca: Bertemu Perwakilan TKI, Fahri Pastikan Laporan di MKD Tetap Diproses)

"Kalau semua unsur pemerintah ada di situ, mulai dari polisi, imigrasi, dinas tenaga kerja. Jadi enggak perlu lagi izin kelurahan dan lain sebagainya. TKI ilegal juga pasti berkurang karena cukup satu pintu," ucap Nusron.

Namun, Nusron menuturkan hal itu masih menemui sejumlah kendala, yakni belum adanya political will dari sejumlah instansi yang menangani TKI. Di antaranya, Kementerian Tenaga Kerja dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.

Instansi itu belum bisa memberikan personel. 

"Saya pengen-nya enggak ada lagi BNP2TKI, Kementerian Tenaga Kerja, Imigrasi, polisi. Saya maunya atas nama pemerintah dan itu cukup satu pintu," lanjut Nusron.

Ia melanjutkan, apalagi selama ini TKI menyumbang devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Bahkan jumlahnya tak berbeda jauh dengan devisa yang dihasilkan para investor.

"Kalau dari data BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) menyatakan investor menghasilkan devisa sekitar 18 miliar USD. TKI ini bisa menghasilkan 11 miliar USD, harusnya TKI dilayani negara dengan baik juga," papar Nusron.

"Coba bayangkan, investor yang menghasilkan devisa segitu dilayani negara dengan sangat baik. Ini TKI pelayanannya kok enggak sebaik investor. Padahal devisa yang dihasilkan tidak beda jauh. Bahkan mereka sampai ada yang disetrika majikannya," lanjut Nusron.

(Baca: Fahri Hamzah dan Pelapornya Sepakati Poin Penyelesaian Persoalan TKI)

Terpisah, anggota Timwas TKI DPR Rieke Diah Pitaloka mengatakan, diperluasnya pelayanan satu pintu untuk pendafataran pemberangkatan TKI memerlukan penguatan aturan. 

"Itu pasti butuh regulasi, makanya perlu ada pencantuman di undang-undang terkait seperti ketenagakerjaan dan selainnya," kata politisi PDI-P itu.

Kompas TV 4 TKI Korban Kapal Tenggelam Tiba di Tanah Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com