JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan pihak militer Australia, diwakili Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Binskin segera menyampaikan hasil investigasi terkait insiden plesetan Pancasila dalam pelatihan militer di negara tersebut.
Kepada Gatot, Binskin akan menyampaikan hasil investigasi pada 8 Februari. Setelah hasil investigasi disampaikan, Indonesia akan menentukan langkah kebijakan lanjutan.
"Tanggal 8 nanti Chief of Army akan datang ke Indonesia menemui KSAD dan menemui saya sambil menyampaikan hasil investigasi. Bagaimana hasil investigasinya saya belum tahu," kata Gatot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Ia belum dapat memastikan apakah kedatangan militer Australia nantinya juga akan membawa nota kesepahaman untuk membangun kerja sama baru atau tidak.
(Baca: Soal Polemik TNI-Militer Australia, Ini Kata Wapres Kalla)
Namun, kedatangan tersebut dipastikan dengan tujuan meminta maaf sambil menyampaikan hasil investigasi.
"Permintaan maaf sudah, evaluasi kurikulum juga sudah, kemudian akan melaksanakan investigasi juga sudah disampaikan, baik surat kepada KASAD juga kepada saya," tuturnya.
TNI sebelumnya mengirimkan surat kepada ADF pada 9 Desember 2016 tentang penghentian kegiatan kerja sama militer di antara kedua belah pihak.
Hal itu dipicu dengan pengalaman pelatih dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengajar di sekolah pasukan khusus Australia tersebut.
Saat mengajar, pelatih tersebut mengetahui adanya pelajaran-pelajaran yang isinya menjelek-jelekkan TNI di akademi tersebut.
(Baca: Tiga Hal yang Diduga Jadi Awal Polemik TNI dengan Militer Australia)
Saat menghadap kepala sekolah di akademi tersebut untuk mengajukan keberatan, sang pelatih Kopassus tersebut malah menemukan tulisan lainnya yang isinya menghina lambang negara Indonesia, Pancasila.
Panglima TNI sebelumnya sudah menerima surat permohonan maaf dari militer Australia.
Selain permohonan maaf, militer Australia menyatakan tengah melakukan investigasi soal dugaan adanya kurikulum yang menghina TNI dan Pancasila.
Militer Australia juga berjanji akan memperbaiki kurikulum mereka. Selain itu, disebutkan juga bahwa Kepala Staf Angkatan Udara Australia akan dikirim ke Indonesia untuk koordinasi lebih lanjut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.