Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Minta Jemaah Indonesia Hanya Berhaji Satu Kali

Kompas.com - 25/01/2017, 11:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali mengingatkan publik agar melakukan ibadah haji satu kali saja dalam seumur hidup. Hal itu menyusul terus meningkatnya antrean jemaah haji dari tahun ke tahun.

Walau Pemerintah Arab Saudi memberikan tambahan kuota haji beberapa waktu lalu, namun jumlah tersebut masih belum bisa mencukupi permintaan masyarakat Indonesia.

"Bagi mereka yang sudah berhaji, mohon untuk berjiwa besar dalam waktu sementara tidak lagi mendaftarkan diri dan kita berikan kesempatan bagi saudara muslim kita yang belum berhaji," ujar Lukman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Terkait hal tersebut, bahkan muncul wacana untuk membuat regulasi agar orang yang sudah berhaji dilarang sama sekali untuk kembali berhaji dengan alasan panjangnya antrean haji.

Namun, hal itu masih dibahas apakah memang perlu ada sebuah regulasi. Sebab, ada pandangan bahwa regulasi semacam itu akan membatasi kebebasan beribadah umat yang telah diatur dalam konstitusi.

Lukman juga menyampaikan kesulitan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Indonesia tahun ini mendapatkan kuota haji sebesar 221.000. Mengelola jumlah jemaah haji sebesar itu bukanlah perkara mudah.

Kesulitan pertama adalah dari sisi karakteristik mayoritas jemaah haji Indonesia. Lukman mengatakan, sebagian besar jemaah haji belum pernah ke Tanah Suci, belum pernah ke luar negeri, bahkan belum pernah keluar dari kabupaten/kota tempatnya tinggal.

Namun, sebagian lainnya berbanding terbalik, yaitu kelompok yang setiap minggunya bisa saja mengunjungi negara lain.

"Saya ingin menggambarkan disparitas, kesenjangan itu. Dari yang menguasai puluhan bahasa sampai yang Bahasa Indonesia saja tidak bisa," tuturnya.

(Baca juga: Tambahan Kuota Haji Akan Dibagi Proporsional Per Provinsi)

Selain itu, Lukman menyampaikan, pada 2016 lalu tidak kurang dari 61,3 persen jemaah haji Indonesia berusia di atas 51 tahun. Sedangkan dari sisi kesehatan, tak kurang dari 66,97 persen berisiko tinggi.

"Jadi sudah mengidap penyakit-penyakit tertentu yang masuk kategori risiko tinggi oleh Kementerian Kesehatan," kata politisi PPP itu.

Kendala lain, berdasarkan penelitian, jemaah haji Indonesia memiliki tingkat kelelahan tinggi. Salah satu alasannya adalah mereka kerap menyelenggarakan selametan sebelum keberangkatan haji. Padahal, aktivitas di tanah suci juga cukup berat.

"Langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kondisi kesehatan di Tanah Suci," tutur Lukman.

(Baca juga: Upaya Kemenkes Tekan Jumlah Korban "Heatstroke" pada Jemaah Haji)

Ibadah haji yang dilakukan di negeri orang, yaitu Arab Saudi juga membuat pengaturan ibadah haji menjadi rumit. Tak hanya mengenai adanya perbedaan situasi dan kondisi namun juga dari segi regulasi.

"Kadang saking banyaknya kita (jemaah haji Indonesia) seakan di kampung sendiri. Tapi tentu kita tidak bisa leluasa mengatur segala sesuatunya. Ini menyebabkan tidak leluasanya kita untuk mengelola lebih dari 200 ribu jemaah kita," kata Lukman.

Kompas TV 2017, Jatah Kuota Haji Indonesia 211.000
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com