JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir kebijakan kredit usaha rakyat yang diterapkan pada era kepemimpinan periode kedua Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia menganggap, kebijakan ekonomi yang diterapkan SBY mencekik pengusaha kecil.
“Dulu lima tahun pemerintahan sebelumnya membuat kesalahan luar biasa. KUR pengusaha besar dapat 10 persen sampai 15 persen, tapi pengusaha kecil dapat 23 persen,” kata Wapres saat membuka Dialog Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Kamar Dagang Indonesia Provinsi Jawa Barat, Selasa (24/1/2017).
“Ini yang menjadi pertanyaan, kezaliman yang luar biasa,” lanjut Wapres.
Akibat kebijakan itu, Wapres menilai, banyak pengusaha kecil yang tidak dapat bertahan.
Untuk mengantisipasi banyaknya pengusaha kecil gulung tikar, pemerintah melakukan intervensi.
“Jadi bagaimana rupanya? Ya kita harus balik itu semua, supaya ada memperkecil gapnya,” ujar dia.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menekan bunga KUR dengan cara memberikan subsidi bunga.
Pada 2016 bunga KUR hanya 9 persen. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 12 persen, dan bahkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 22 persen.
“Sekarang tidak, pengusaha kecil dikasih bunga yang lebih kecil dari pengusaha besar,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.