JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Hugo Pareira menilai, perlu tindakan konkret untuk mengatasi ramainya berita bohong atau hoax di media maya.
Menurut dia, "hoax" harus disikapi, bukan hanya dikeluhkan.
"Saya pikir tidak perlu mengeluh. Soal ini tapi bagaimana mengatasi persoalan ini. Tidak ada waktu, tidak ada gunanya kita mengeluh. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana secara bersama mengatasi hoax ini," ujar Andreas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (23/1/2017).
Ia mengatakan, negara memiliki instrumen untuk mengatasi hoax.
Oleh karena itu, tugas masyarakat adalah mendorong agar tugas dan fungsi instrumen-instrumen negara tersebut bekerja dengan efektif.
"Jadi, waktu untuk mengeluh saya kira tinggalkan saja," kata dia.
Sebelumnya, menanggapi kicauan SBY, Jokowi menilai sudah saatnya masyarakat membangun budaya baru.
Sebuah nilai-nilai kesopanan dan kesantunan saat berucap dan menyampaikan ujaran-ujaran di media sosial.
"Kita harus bangun budaya sopan dan santun. Jangan menghasut, jangan memfitnah, dan jangan menyebarkan kabar bohong atau hoax," ucap Jokowi, di Bogor, Minggu (22/01/2017).
Jokowi menyampaikan, di era keterbukaan ini, wajar jika terjadi hal-hal demikian. Namun, kata Jokowi, tetap perlu ada nilai sopan dan santun saat menyampaikan pendapat atau ujaran, terlebih lewat media sosial.
Adapun pada Jumat (20/1/2017) lalu, SBY menuliskan di akun Twitter-nya, "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.