Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Perasaan SBY, Calon Pelatih Timnas, dan Peliknya Masalah E-KTP

Kompas.com - 21/01/2017, 22:42 WIB
Yudha Pratomo

Penulis

Sumber Kompasiana

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengundang komentar netizen mengenai cuitannya di Twitter. Cuitan ini dibandingkan oleh netizen dengan cuitan Jokowi sehari sebelumnya.

Artikel mengenai SBY ini merupakan salah satu headline jejaring blog Kompasiana.com, Sabtu (21/1/2017).

Artikel pilihan lainnya adalah perbedaan antara bahasa feminin dan bahasa maskulin, pemilihan calon pelatih Timnas Indonesia, Rujak Natsepa yang merupakan oleh-oleh favorit dari Ambon, dan permasalahan E-KTP yang tak kunjung selesai.

Simak selengkapnya rangkuman artikel pilihan yang menjadi headline Kompasiana hari ini:

1. Mengapa SBY Sering Menggunakan Bahasa Perasaan?

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono kembali menjadi pembicaraan netizen, setelah mengunggah cuitannya di media sosial Twitter. Pada cuitannya tersebut SBY mengatakan “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela Kapan rakyat dan yang lemah menang? “SBY”.

Banyak netizen membandingkannya dengan status facebook Jokowi sehari sebelumnya yaitu “Di usia 80 tahun, Pak Habibie masih memikirkan bangsanya. Setelah tiga bulan berada di luar negeri, beliau datang ke Indonesia dan siang ini berkunjung ke Istana. Wajahnya terlihat gembira dan segar bugar,” tulis Jokowi.

Dari keduanya, kita bisa melihat perbedaan komunikasi diantara kedua tokoh. Menurut Kompasianer bernama Agung Wibawanto, perbedaan itu bisa dijawab dengan pendekatan ”dari hati ke hati” dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut  menggunakan ragam bahasa perasaan dengan mengedepankan emosi bukan nalar.

Lalu pertanyaan kemudian muncul, mengapa Presiden Jokowi tidak pernah bertukar pikiran dengan SBY, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh politik lain? “Semoga jawabannya bukan karena SBY sukanya baper, sehingga bukan solusi yang didapat namun hanya memperpanjang daftar keluhan saja.

Bukan apa-apa, seorang yang mengaku pemimpin harus bisa menjaga semangat dan rasa optimis rakyatnya. Bila pemimpin sudah mengeluh begitu, bagaimana rakyatya? Jikapun semacam "mengadu" kepada Tuhan, ya tidak perlu dishare ke publik, cukup disampaikan saja sendiri usai menjalankan sholat,” tutup Agung dalam artikelnya.

Selengkapnya klik di sini 

2. 4 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Bahasa Feminin dan Bahasa Maskulin

Biasanya seseorang dikatakan feminim dan maskulin dilihat pada jenis kelamin, kenyataannya pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Setidaknya ada empat hal menurut kompasianer bernama Gaganawati Stegmann yang menengarai seseorang dapat dikatakan feminim atau maskulin.

Pertama, perbedaan itu dapat dilihat dari tendensi bahasa. Maskulin lebih sulit untuk menerka maksud perkataan seseorang, sehingga lawan bicaranya harus to the point jika ingin pesan yang disampaikan dapat diterima dan diaplikasikan dengan baik.

Kedua, orang-orang dengan sifat feminin lebih sering memotong percakapan. Sifat feminin dianggap bersumbu pendek dan tidak sabaran dalam menunggu waktu untuk berbicara.

Selengkapnya klik di sini

3. "Buena Suerte" Luis Milla

Teka-teki mengenai calon pelatih Timnas Indonesia mulai terkuak, kali ini PSSI menunjuk Luis Milla untuk memimpin perjalanan Garuda. Pro dan kontra mengiringi penunjukan pelatih asal Spanyol ini, sebagian masyarakat menganggap pelatih asing belum mengenali kontur sepak bola dalam negeri sehingga minim prestasi.

Menurut penuturan Iwan Budiarto, Wakil Ketuia umum PSSI, menyatakan bahwa Milla amat scientific. Milla juga memiliki misi sendiri yaitu membawa Indonesia menjuarai Sea Games 2017 dan Asian Games 2018.

Namun Milla memiliki tantangan besar untuk mewujudkan itu semua, dirinya harus menghidupkan persepakbolaan Indonesia yang baru terbangun dari tidur panjangnya dan menata strukturnya. Tangan dinginnya ketika membawa Timnas U-21 Spanyol menjuarai Piala Eropa tahun 2011 amat ditunggu publik sepak bola Indonesia.

Selengkapnya klik di sini

4. Rujak Natsepa, Oleh-oleh Favorit dari Ambon

Selain minyak kayu putih, terdapat oleh-oleh lain dari Ambon yang tidak kalah menariknya. Menurut Kompasianer Adolf Izaak, makanan yang bernama Rujak Natsepa ini begitu istimewa. Rujak ini dapat didapatkan di warung-warung sekitar pinggir Pantai Natsepa.

Rujak ini tidak berbeda seperti rujak lainnya. Masih terdapat buah dicampur dengan bumbu. Menu buah untuk rujak Natsepa juga sama. Ada mangga, jambu air, nanas kedongdong, pepaya, ketimun, dan bengkuang.

Yang berbeda dan terasa istimewa dari rujak Natsepa ini adalah bumbunya. Kebanyakan orang sangat menikmati campuran kacang dan gula jawa. Gula jawa di Ambon berbeda dengan di Pulau Jawa karena di sini berbentuk kotak. Rasanya pun antara pedas dan manis, terasa sangat lezat.

Selengkapnya klik di sini

5. E-KTP, antara Fakta dan Cita-cita

Permasalahan E-KTP sepertinya memang tidak pernah selesai. Dari birokrasinya yang sulit, sampai kualitas kartu E-KTP itu sendiri yang cenderung masih buruk.

Menurut Kompasianer Susy Haryawan, dibandingkan dengan perbankan yang memiliki kartu ATM, kualitas E-KTP masih jauh dari baik. Visi dan ide dari E-KTP memang membanggakan, tetapi sampai sekarang kebiasaan, budaya, pola kerja, dan birokrasi masih sama saja. Belum ada perubahan yang signifikan.

Peningkatan pelayanan E-KTP masih sebatas cita-cita dan harapan. Masih banyak masalah yang harus dibenahi. Contohnya hampir semua lembaga negara masih memberlakukan persyaratan fotokopi KTP. Padahal jika teknologinya sudah benar, bisa langsung menggunakan akses bank data agar lebih efektif dan efisien. Jadi di era digital ini penggunaan kertas bisa dilakukan seminimalisir mungkin.

Selengkapnya klik di sini 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com