JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan tujuan kunjungan anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI), Istibsyaroh, ke Israel.
Menurut dia, hal ini patut dipertanyakan karena dalam rangkaian kunjungan itu disertai sesi foto yang menunjukkan keakraban dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin.
"Sadarilah, kita tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu menunjukkan dan membanggakan kunjungan ke Israel itu sama dengan menghina pendiri bangsa, menghina Bung Karno, menghina amanat pembukaan UUD 1945," kata Fahri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Ia mengatakan, kunjungan ke Israel tak akan dipermasalahkan jika tujuannya berziarah.
"Kalau sampai ketemu pejabat dan sebagainya itu niat mau mengakui negara yang tidak kita akui. Karena kita tidak mengakui keberadaan Israel dan kita tidak menerima mereka karena mereka masih menjajah tanah Palestina," ujar Fahri.
(Baca: MUI Akui Ada Anggotanya yang Bertemu Presiden Israel)
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nadjamuddin Ramli mengakui, salah satu anggota MUI ada yang berkunjung dan bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.
Ia adalah anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI, Istibsyaroh.
"Beliau belum jadi ketua, masih anggota. Masih diusulkan jadi ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI," kata Nadjamuddin, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/1/2017).
Nadjamuddin mengatakan, keberangkatan Istibsyaroh ke Israel adalah atas nama pribadi, bukan mewakili MUI.
Berdasarkan pengakuan Istibsyaroh kepada MUI, dia diundang oleh yayasan di Israel untuk berkunjung ke sana.