Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Berganti, Bagaimana Kelanjutan Program “Full Day School”?

Kompas.com - 20/01/2017, 05:05 WIB
Sheila Respati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2016 lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan sebuah kebijakan yang sempat mengundang pro dan kontra, yaitu full day school.

Kebijakan tersebut ditujukan untuk mendukung perwujudan ideal pendidikan yaitu terpenuhinya pengetahuan umum dan terbangunnya karakter. Tahun berganti, bagaimana kelanjutan kebijakan tersebut?

Kebijakan tersebut kini sudah tidak lagi dikenal dengan istilah full day school yang dianggap menyesatkan. Kebijakan tersebut sekarang lebih dikenal dengan nama Pendidikan Penguatan Karakter (PPK).

Sesuai dengan rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di akhir tahun lalu, Kemendikbud  telah memilih 500 lebih sekolah di seluruh Indonesia sebagai percontohan program PPK.

“Tepatnya ada 542 sekolah yang sudah jadi percontohan. Program percontohan PPK itu di tahap awal bentuknya pelatihan terhadap kepala sekolah-kepala sekolah dari sekolah terpilih,” kata Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pembangunan Karakter, Arie Budiman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/1/2017).

(Baca: Pemerintah Tetapkan 500 Sekolah Jadi Percontohan "Full Day School")

Sekolah-sekolah yang menjadi percontohan di 34 provinsi tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria. Pertama, sekolah harus sudah menerapkan kurikulum 2013. Kedua, berdasarkan lokasi. setiap provinsi harus terwakili.

Selain sekolah yang dipilih Kemendikbud, jumlah 542 sekolah tersebut sudah termasuk sekolah-sekolah yang secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi sekolah percontohan.

Sekolah yang dipilih tidak hanya yang berlokasi di perkotaan. Justru, menurut Arie, sekolah-sekolah yang ada di daerah terpencil diberi perhatian khusus atau diprioritaskan.

“Ada beberapa modul pelatihan yang kami berikan kepada kepala sekolah. Salah satunya adalah bagaimana mereka dapat menciptakan situasi sekolah yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa,” ucap pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta tersebut.

(Baca: Mendikbud: Mohon untuk Tidak Menggunakan Kata-kata "Full Day School", Menyesatkan)

Pada pelaksanaan program PPK nantinya siswa diberikan penambahan jam sekolah. Pelajaran formal dilakukan selama setengah hari dan sisanya diisi oleh kegiatan yang mendukung pengembangan karakter. Bisa melalui ekstrakurikuler atau kokurikuler.

“Untuk mata pelajarannya tidak ada yang baru. Hanya setiap mata pelajaran yang ada di sekolah harus diperkuat dengan praktik-praktik pembentukkan karakter. Pembentukkan karakter ini sifatnya build-in di dalam setiap mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan kegiatan kokurikuler,” kata Arie.

Sekolah juga diharapkan dapat berkolaborasi dengan pihak-pihak lain seperti museum, balai-balai budaya, kantor pemerintah, dan LSM. Bisa dengan berkolaborasi mengadakan kunjungan untuk study tour atau mendatangkan pihak-pihak tersebut untuk berbagi pengetahuan di sekolah.

Setelah 542 sekolah menjadi percontohan di akhir 2016, tahun ini Kemendikbud mentargetkan 9.800 sekolah menjadi percontohan program PPK. 

Kompas TV "Full Day School" Cocok Diterapkan di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com