Belajar dari paman
Tedy mengakui bahwa orang-orang Garut, khususnya Banyuresmi, melahirkan banyak pemotong rambut. Ia sendiri yang memiliki tiga saudara laki-laki yang semuanya berprofesi sebagai pemotong rambut.
“Saya sembilan bersaudara, empat orang laki-laki, lima orang perempuan. Yang empat orang ini (profesinya) potong rambut semua. Ada yang di Bandung, di Tangerang, dan di Jakarta,” diceritakan Tedy sambil menyeruput kopi dan mulai membakar rokoknya.
Teddy sudah berprofesi sebagai pemotong rambut sejak masih bujangan, ketika umurnya masih belasan tahun. Dengan demikian sudah sekitar 20 tahun ia menekuni profesi itu.
“Dulu saya belajar dari paman waktu di kampung. Dulu masih pakai gunting cukur, terus tempatnya di bawah pohon,” dikisahkan Tedy sambil mengingat-ingat masa lalunya.
(Baca: Cukur di Pangkas Rambut Anak Muda, Jokowi Diajak Kaesang)
Selama menjadi pemotong rambut, Teddy pernah bekerja di Bandung, Tangerang, dan akhirnya di tempatnya yang sekarang ini.
Di tempat yang sekarang ini, Tedy mengaku masih punya hubungan saudara dengan sang pemilik Namun apabila sudah memiliki modal yang cukup, ia ingin membuat tempat potong rambut miliknya sendiri.
Tidak kalah saing dengan barbershop
Sekitar satu dekade belakangan ini, barbershop menjamur dengan cepat. Walaupun memiliki fungsi utama yang sama, barbershop secara tampilan dan layanan biasanya lebih kekinian. Meski demikian, Tedy mengaku tidak merasa kalah saing dengan barbershop.
Menurtnya, barbershop memang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti ruangan yang ber-AC, pomade, dan lain sebagainya.
Namun, untuk urusan harga, Pangkas Rambut Asgar lebih murah. Dari daftar harga yang ditempelkan di salah satu sudut ruangan, terlihat bahwa tarif yang dikenakan untuk potong rambut anak-anak adalah Rp 10.000, dewasa Rp 15.000, Jenggot/kumis Rp 5.000, dan warna rambut Rp 45.000.
Sedangkan untuk urusan model potongan rambut, Tedy mengaku tidak kalah.
“Kalau model-model masa kini bisa, semua kang?” tanya saya sambi menunjuk gambar contoh potongan rambut yang terpajang di salah satu sudut ruangan.
Tedy pun menjawab, “Selama itu model rambut cowok, (saya) bisa.”
Sedangkan untuk potongan model rambut wanita, Tedy mengaku bisa asalkan hanya sebatas potong poni atau potong pendek.
Mengenai rata-rata pelanggan, Tedy mengaku tiap harinya bisa mencapai 15 orang.
“Tidak selalu 15, seperti sekarang kan lagi sepi. Hari Minggu biasanya bisa lebih dari 15. Kalau dirata-ratakan tiap harinya bisa 15,” ungkap dia.
Pelanggannya bermacam-macam, dari warga sekitar dan ada juga mahasiswa Binus.
Ketika asyik berbicara, mulai berdatangan beberapa orang pelanggan Pangkas Rambut Asgar. Mereka tidak langsung duduk di kursi yang biasa digunakan untuk memotong rambut, namun ikut bergabung di kursi tunggu.
Tampak pelanggan tersebut dan pegawai Asgar saling mengenal dan mereka berbicara dalam bahasa Sunda. Salah seorang pengujung yang diketahui bernama Dadang, sudah lebih dari 4 tahun menjadi pelanggan setia Pangkas Rambut Asgar ini.
“Sudah lama Mas, lebih dari 4 tahun. Dari awal Berdiri,” jawab Dadang.
Mengapa setia di sini, Dadang menjawab karena sudah cocok di hati.
Di akhir perbincangan, Kompas.com meminta Tedy untuk merapikan potongan rambut model undercut yang sudah cukup berantakan. Sebuah bonus pijatan ringan pun diberikan. Semua pelayanan ini hanya cukup dibayar dengan Rp 20.000. Murah dan menyenanngkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.