JAKARTA, KOMPAS.com — Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Istana Bogor pada Minggu (15/1/2017) kemarin bertepatan dengan peringatan peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) silam.
Pada tanggal yang sama 43 tahun lalu, kelompok mahasiswa menolak kedatangan Perdana Menteri Jepang kala itu, Tanaka Kakuei. Secara umum, para mahasiswa menolak investasi Jepang di Tanah Air.
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan disertai pembakaran, bahkan penjarahan.
Lantas, apakah kedatangan Abe yang bertepatan dengan Malari itu memang direncanakan?
"Itu hanya kebetulan saja, di Indonesia datangnya pas tanggal 15 Januari," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo saat ditemui Kompas.com di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (16/1/2017).
Johan mengatakan, kedatangan Abe ke Indonesia merupakan salah satu dari rangkaian kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara. Pertama, ke Filipina, dilanjutkan ke Indonesia dan Australia.
Dalam perencanaan kunjungan kenegaraan beberapa waktu lalu, Pemerintah Jepang kemudian mengajukan tanggal 15 Januari 2017 untuk mengunjungi Indonesia.
"Mereka lalu mengajukan (kunjungan kenegaraan) tanggal segini (15 Januari), bisa atau enggak? Nah, kebetulan tanggal itu Presiden bisa menerima," ujar Johan.
Akhirnya, kunjungan kenegaraan itu pun ditetapkan sesuai dengan perencanaan, yakni 15 Januari 2017.
"Jadi sekali lagi itu hanya kebetulan saja. Hanya persoalan jadwal saja. Jangan dianggap kunjungan itu berkaitan dengan Malari. Enggak ada hubungan sama sekali," kata dia.
Penyambutan PM Abe, Minggu kemarin, terbilang meriah. Datang sekitar pukul 16.00 WIB, Abe bersama sang istri, Akie Abe, dikawal pasukan berkuda, marching band, hingga puluhan TNI berpakaian khas daerah di Indonesia saat hendak memasuki Istana Bogor.
(Baca juga: Sambil Bawa Bendera Jepang, Pelajar di Bogor Sambut PM Shinzo Abe)
PM Abe dan Jokowi melaksanakan sejumlah agenda, mulai dari berbincang empat mata di beranda Istana atau yang dikenal dengan istilah "veranda talk" hingga pertemuan bilateral bersama masing-masing delegasinya.
Presiden Jokowi juga mengadakan jamuan makan malam. Sate, bakso, bistik, hingga bulgogi menjadi salah satu menu yang disajikan di meja Abe.
(Baca: Sate untuk PM Jepang Shinzo Abe...)
Sejumlah kerja sama pun disepakati. Intinya, meningkatkan investasi Jepang di Indonesia di berbagai sektor, mulai dari sektor infrastruktur, perikanan dan kelautan, pertahanan, hingga konektivitas udara kedua negara.