Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/01/2017, 14:25 WIB
|
EditorSandro Gatra

JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan kuota haji untuk Indonesia berimbas pada waktu tunggu calon jemaah haji.

Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama, Abdul Djamil menyebutkan, daftar antrean bisa terpotong sekitar tiga tahun untuk rata-rata daftar tunggu nasional.

"Rata-rata (jadi) 14 tahun dari yang semula 17 tahun," kata Abdul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Indonesia mendapat kuota haji sebesar 52.200 jemaah pada 2017. Sebanyak 10.000 orang di antaranya adalah penambahan murni, sedangkan sisanya adalah normalisasi kuota yang sempat dikurangi karena perluasan Masjidil Haram, Mekkah.

Sejumlah persiapan dilakukan. Misalnya, dari penambahan kuota petugas haji sebanyak 250 orang.

"Tahun lalu 3.250 orang sekarang 3.500 orang. Itu akan kami distribusikan dengan mempertimbangkan akses profesionalitas dan pengalaman," papar Abdul.

Abdul menegaskan, petugas tambahan tersebut haruslah figur yang profesional di bidangnya. Ia mencontohkan petugas-petugas dari unsur vital, seperti catering.

"Harus ada petugas catering yang handal, profesional di bidang pengawasan menu, distribusi ke seluruh pemondokan. Termasuk petugas yang paham seluk beluk dan lika liku transportasi darat," ujarnya.

Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 orang menjadi 211.000 orang untuk tahun 2017.

Sebagai catatan, sejak 2013, kuota jemaah haji Indonesia dan negara lainnya mengalami penurunan 20 persen karena perluasan fasilitas di Masjidil Haram, Mekkah.

Selain pengembalian kuota sebesar 211.000 jemaah, Pemerintah Arab Saudi juga menyetujui permintaan tambahan kuota bagi Indonesia dan memutuskan tambahan 10.000.

Kompas TV 2017, Jatah Kuota Haji Indonesia 211.000
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke