JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan masih terjadinya kasus kekerasan terhadap taruna pada sekolah kedinasan.
Terbaru, kekerasan yang menyebabkan kematian terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
“Pemerintah sudah berkali-kali memerintahkan, memutuskan untuk tidak ada perpeloncoan. Tidak ada itu perilaku senioritas seperti itu. Apakah di IPDN, apakah di STIP atau di pendidikan yang lainnya,” kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat (13/1/2017).
Menurut Wapres, kekerasan terhadap siswa cenderung terjadi pada sekolah kedinasan yang berasrama dan banyak menggunakan olah fisik.
Sementara, sekolah atau perguruan tinggi lain yang tidak menerapkan sistem asrama dan kedinasan, jarang terdengar kasus serupa.
“Ini kan tidak terjadi katakan lah di UI, ITB, karena sebagian besar tidak berasrama, tidak juga mendahulukan latihan fisik,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang taruna tingkat 1 STIP, Amirullah Adityas Putra (19), dilaporkan tewas dianiaya para seniornya pada Selasa (10/1/2017) malam.
Selain Amirullah, lima rekan korban juga dikatakan mengalami luka dan memar akibat penganiayaan.
(Baca:Ini Kronologi Tewasnya Taruna STIP Usai Dipukul Seniornya)
Para korban luka dan memar yakni AF, IW, BBP, JS, BS. Polisi menyatakan, enam korban penganiayaan tersebut dipanggil lima taruna tingkat 2 untuk menghadap mereka di Gedung Dormitory Ring 4 Kamar M.205 Lantai 2, di STIP Cilincing.
Di kamar itulah mereka dianiaya lima taruna senior tingkat 2. Polisi sudah mengamankan lima taruna yang diduga sebaga pelaku itu.
Mereka berinisial SM, WH, I, AR, dan J. Masing-masing peran mereka kini sedang didalami petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.