Kenyataan menyedihkan tersebut telah bertahun-tahun tidak mampu dicarikan jalan keluarnya oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah yang sebetulnya memiliki kekuatan tekan ketika televisi-televisi daerah melakukan evaluasi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait perpanjangan izin siar.
Bagaimana dengan media cetak? Selain permasalahan klasik rendahnya minat baca masyarakat, tak bisa dimungkiri banyak koran di daerah yang tidak terafiliasi dengan jaringan media cetak nasional terengah-engah menjalankan bisnisnya.
Alih-alih memikirkan konten sebagai counter narasi, koran-koran di daerah akhirnya kerap kali terpaksa secara sadar menyuguhkan berita-berita dari Jakarta yang lebih menarik pembacanya, yang kebetulan mengkonsumsi televisi Jakarta.
Maka jika ada koran di daerah masih getol menyoroti isu-isu politik daerahnya secara kritis, hal tersebut adalah sebuah kemewahan dan pengabdian para pengelola koran tersebut. Sisanya? Anda pantas waspada jika koran tersebut mendadak kritis, karena bisa jadi itu akibat motif ekonomi terkait Pilkada.
Bagaimana dengan media online? Awal tahun lalu Dewan Pers sudah memperingatkan dari sekitar 2000 media online yang terdaftar hanya 10 persen yang bekerja sesuai kaidah jurnalistik!
Maka, jika kita bicara tentang media sosial sebagai penerus berita produksi media online bisa dikatakan kemudahan memiliki gawai pintar (smartphone) yang terkoneksi dengan internet benar-benar telah mengubah pola konsumsi media masyarakat kita.
Ironisnya, di beberapa daerah, tak sedikit masyarakat yang belum tuntas melalui tahapan evolusi komunikasi dari cetak ke audio visual dalam artian tidak memiliki cukup kemampuan literasi media dipaksa langsung menyesuaikan diri dengan banjir informasi melalui gawai pintar mereka.
Banjir informasi dan minim literasi media tak bisa dibantah membangkitkan kembalinya konsepsi “powerful mass media” yang dipopulerkan Noelle-Neuman (1973) pada masyarakat kita yang gemar mengkonsumsi informasi secara instan makin percaya dengan rumor, propaganda, fitnah hingga tentu saja Fitsa Hats.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.