Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2017, 14:31 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membantah kabar bahwa dirinya mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo terkait penghentian kerja sama militer secara sepihak dengan Australia Defence Force (ADF).

Kabar tersebut sempat ditulis oleh sebuah media massa asing. Dalam artikel itu, Presiden Jokowi disebut menegur Gatot saat rapat paripurna kabinet di Istana Bogor, Rabu (4/1/2016).

"Teguran tidak ada, itu hoax, ngapain kita mikirin itu. Capek," ujar Gatot saat ditemui di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (11/1/2017).

(baca: Dampak Insiden di Swanborne)

Gatot menegaskan, seluruh keputusan institusional yang dia buat selalu berdasarkan pada persetujuan Presiden.

Menurut dia, keputusan penghentian kerja sama militer dengan Australia sudah diketahui oleh Presiden.

"Saya sudah katakan bahwa semua yang saya lakukan karena Presiden. Presiden itu pimpinan saya," tuturnya.

(baca: Lewat Telepon, Menhan Australia Minta Maaf kepada Menhan RI)

TNI sebelumnya mengirimkan surat kepada ADF pada 9 Desember 2016 tentang penghentian kegiatan kerja sama militer di antara kedua belah pihak.

Hal itu dipicu dengan pengalaman pelatih dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengajar di sekolah pasukan khusus Australia tersebut.

(baca: Ini Penjelasan Australia kepada Menhan soal Dugaan Hina Pancasila)

Saat mengajar, pelatih tersebut mengetahui adanya pelajaran-pelajaran yang isinya menjelek-jelekkan TNI di akademi tersebut.

Saat menghadap kepala sekolah di akademi tersebut untuk mengajukan keberatan, sang pelatih Kopassus tersebut malah menemukan tulisan lainnya yang isinya justru menghina lambang negara Indonesia, Pancasila.

Kompas TV Jokowi: Australia Singgung Prinsip Bangsa Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com