Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Ahok, Palu Arit, dan Pencalonan Prabowo, Jangan Ketinggalan Berita Ini

Kompas.com - 11/01/2017, 07:16 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto digadang agar kembali maju dalam Pilpres 2019. Wacana tersebut menjadi salah satu berita yang banyak dibaca Selasa kemarin (10/1/2019).

Selain itu, perhatian pembaca juga tersedot ke berita-berita persidangan Basuki Tjahaja Purnama dan kontroversi uang kertas baru yang oleh sebagian orang disebut mengandung gambar mirip palu arit.

Ada juga berita mengenai meninggalnya kiper Arema dan penghargaan terhadap pramugari Garuda Indonesia yang menggendong seorang penumpang berusia lanjut.

Berikut lima berita kemarin yang sebaiknya tidak Anda lewatkan.

1. Prabowo untuk 2019

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali digadang untuk bertarung lagi sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengklaim mayoritas kader menginginkan mantan Panglima Kostrad itu maju kembali.

Wacana ini kembali muncul ketika calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Sandiaga Uno menyebut Prabowo sebagai Presiden RI periode 2019-2024.

Meski Prabowo menyatakan belum mempersiapkan diri karena pilpres masih lama, pencapresan Prabowo mungkin saja terjadi.

Dukungan terhadap dia dinilai masih besar, meski kalah dari Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.

"Reaksi politik semacam ini harus kita baca sebagai kesiapan sekelompok orang atau partai yang memang menggadang-gadang sama seperti ketika Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) maju kembali," kata dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie, saat dihubungi, Senin (9/1/2017) malam.

(Baca: Fadli Zon: Mayoritas Kader Gerindra Ingin Prabowo Maju Pilpres 2019 )

"Nah, kalau ada kemungkinan Pak Prabowo untuk maju kembali, saya pikir itu akan terjadi," kata Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta itu.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Pramugari Gendong Penumpang

ISTIMEWA Seorang pramugari Garuda Indonesia menggendong penumpang lanjut usia beberapa waktu lalu. Foto ini menjadi viral di media sosial.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya pada Senin (9/1/2017) memberikan penghargaan kepada dua pramugari Garuda Indonesia setelah menjadi sorotan media massa dan media sosial karena membantu perempuan lanjut usia keluar dari pesawat.

Penghargaan itu diberikan Menhub kepada dua pramugari tersebut karena telah menunjukkan sebuah kepedulian sekaligus bukti akan pelayanan yang profesional. Mereka juga disebut-sebut dapat menjadi contoh keteladanan dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.

"Spontanitas untuk membantu penumpang yang membutuhkan pertolongan itu sangatlah perlu bagi pelayanan di industri jasa transportasi. Spirit melayani dengan tulus telah memberi warna tersendiri. Biarlah dedikasi ini memberi inspirasi bagi yang lainnya dan teruslah melayani dengan tulus," kata Menteri Perhubungan dalam siaran pers yang diterima KompasTravel, Senin (9/1/2017).

BACA JUGA: Cerita Pramugari Garuda yang Gendong Seorang Nenek di Pesawat

Penghargaan kepada karyawan dan siapa pun yang dinilai melakukan tindakan atau memberikan pelayanan yang luar biasa kepada stakeholder transportasi adalah hal yang rutin diberikan oleh Menhub. Begitu juga saat petugas bandara saat menggagalkan berbagai tindakan penyelundupan atau tindakan signifikan lainnya dalam menegakkan aturan dalam dunia perhubungan.

Dua pramugari maskapai nasional itu adalah Vera (pramugari yunior) dan Ninik Septinawati (Flight Service Manager). Mereka dipanggil secara khusus oleh Menhub Budi Karya dengan didampingi Direktur Pelayanan Garuda Indonesia Nicodemus P Lampe.

Setelah itu Menhub juga mengundang makan siang dan berakhir dengan acara selfie bersama. Aksi kedua pramugari itu menjadi pembicaraan hangat di media sosial dan media massa. Mereka membantu penumpang perempuan lanjut usia yang membutuhkan kursi roda untuk bisa keluar dari pesawat dan melanjutkan ke penerbangan berikutnya pada Sabtu (7/1/2017) siang pekan lalu.

Selengkapnya di sini.

3. Lambang Palu Arit

BANK INDONESIA Uang baru pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000 yang diluncurkan Bank Indonesia, Senin (19/2/2016).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan bahwa uang rupiah tidak memuat simbol terlarang palu dan arit. Hal ini menanggapi informasi dan penafsiran yang berkembang di berbagai media.

Dalam kabar yang berkembang tersebut, dinyatakan bahwa uang rupiah memuat simbol terlarang, yakni palu dan arit. Gambar yang dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai simbol palu dan arit adalah logo BI yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan.

“Gambar tersebut merupakan gambar saling isi (rectoverso), yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang Rupiah. Unsur pengaman dalam uang rupiah bertujuan agar masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang, sekaligus menghindari pemalsuan,” ujar Agus dalam pernyataan resmi, Selasa (10/1/2017).

Agus menjelaskan, gambar rectoverso dicetak dengan teknik khusus. Sehingga, gambar terpecah menjadi dunia bagian, yakni di sisi depan dan belakang lembar uang.

Rectoverso umum digunakan sebagai salah satu unsur pengaman berbagai mata uang dunia, mengingat rectoverso sulit dibuat dan memerlukan alat cetak khusus.

Di Indonesia, rectoverso telah digunakan sebagai unsur pengaman rupiah sejak tahun 1990-an dan logo BI telah digunakan sebagai rectoverso uang rupiah sejak tahun 2000.

 Baca selengkapnya di sini

4. Irena Handono di Sidang Ahok

EPA/BAGUS INDAHONO/pool Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama menjalani sidang lanjutan dugaan penistaan agama di Pengadilan Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016).
Irena Handono, saksi pelapor Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, diperingatkan hakim saat persidangan dugaan penodaan agama tengah berlangsung, Selasa (10/1/2017).

Peringatan diberikan saat Iren terlihat memberikan penjelasan sambil menunjuk ke arah Ahok di kursi terdakwa. Saat itu, hakim tengah meminta penjelasan soal asal terjemahan Al Quran yang dimiliki Irena.

Dia menjawab bahwa terjemahan Al Quran dari Cordoba dan Departemen Agama. Namun, Irena kembali melanjutkan kalimatnya sambil menunjuk ke arah Ahok.

Aksi Irena itu pun menarik perhatian hakim.

"Enggak usah tunjuk-tunjuk ya, Bu. Saya cuma tanya," kata hakim kepada Irena di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakara Selatan.

Hakim kembali bertanya soal arti "auliya" dalam surat Al Maidah ayat 51.

"Saya tahu di sini ada ahli tafsir, (berdasarkan terjemahan) 'auliya' bisa sebagai sahabat atau pemimpin. Tapi ini tidak mengubah makna," kata Irena.

baca selengkapnya di sini.

5. Kiper Arema Meninggal Dunia

Suci Rahayu/Juara.net Kiper Arema, Achmad Kurniawan berteriak saat ditabrak striker PSM Makassar, Titus 'Tibo' Bonai, di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jumat (14/10/2016) malam.
Arema FC dirundung duka setelah kiper Achmad Kurniawan (37 tahun) meninggal dunia pada Selasa (10/1/2017) sekitar pukul 17.00 WIB. Hal tersebut diketahui melalui akun Twitter Arema.

Sebelumnya, kiper yang akrab dipanggil AK ini dirawat di rumah sakit sejak 29 Desember 2016. Kakak dari kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga, tersebut sempat tak sadarkan diri.

Saat itu, AK didiagnosis oleh dokter mengalami asam lambung dan pemasalahan pada pernapasan. Sempat membaik, AK mengembuskan napas terakhir pada Selasa sore.

Dalam kariernya, pemain kelahiran Jakarta tersebut pernah memperkuat Persita Tangerang, Arema, Persik Kediri, dan Semen Padang. Saat memperkuat Arema, AK menjuarai Copa Indonesia pada 2006.

Dia kembali berseragam Arema sejak 2010. Akan tetapi, dalam beberapa musim terakhir, AK menjadi pilihan ketiga setelah Kurnia Meiga dan I Made Wardhana.

Berita selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com