JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menilai, saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan soal Pemilihan Presiden 2019.
“Masih terlalu jauh untuk komentar,” kata Surya usai menghadiri peringatan HUT ke-44 PDI Perjuangan di Jakarta Convention Center, Selasa (10/1/2017).
(baca: Fadli Zon: Mayoritas Kader Gerindra Ingin Prabowo Maju Pilpres 2019)
Pernyataan itu dilontarkan Surya menanggapi wacana Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk maju kembali pada kontestasi lima tahunan itu.
Sementara itu, saat disinggung kemungkinan dirinya maju saat Pilpres, Surya enggan menanggapinya.
“Saya? Ah, hal itu kan hal yang lucu-lucu aja itu,” ujarnya.
(baca: Politisi PDI-P: Pilpres 2019 Akan Lebih Ramai jika Prabowo Capres)
Prabowo sebelumnya mengaku belum berpikir untuk kembali maju pada Pilpres 2019. Hal itu belum diputuskannya karena waktu pemilihan masih lama
"Masih lama, dua tahun lagi. Lihat nanti," ujar Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, mayoritas kader Gerindra ingin Prabowo kembali maju sebagai capres.
Wacana pencapresan Prabowo di Pemilu 2019 berawal dari sambutan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, dalam Rapat Akbar Partai Gerindra dalam rangka konsolidasi Pilkada DKI Jakarta di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2017).
"Saya kira Gerindra perlu mencalonkan kembali, mayoritas ingin mencalonkan Pak Prabowo di 2019. Saya kira itu perlu sebagai bagian dari perjuangan Gerindra ke depan, yakni mencalonkan beliau menjadi presiden," kata Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2017).
(baca: Sandi Sebut Prabowo Presiden 2019-2024, Prabowo Diam)
Saat ditanya terkait respons Prabowo yang diam saja saat dielu-elukan sebagai Presiden RI 2019 pada Rapat Akbar Gerindra, Fadli menganggap wajar respons Prabowo itu.
Sebab, kata Fadli, usulan pencapresan Prabowo memang berasal dari aspirasi para kader, bukan dari elite partai.
Fadli mengatakan, yang pasti pencapresan Prabowo sudah menjadi konsensus di Partai Gerindra.