KOMPAS.com — TNI telah menghentikan program pengiriman tentara terbaiknya untuk berlatih di Australia.
Menurut media Australia, ABC, hal ini disebabkan ada ketakutan bahwa militer Australia akan "merekrut" tentara terbaik TNI untuk kepentingan Australia.
Hal ini terungkap berdasarkan pidato Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada November 2016 silam.
"Setiap ada program pelatihan, seperti beberapa waktu lalu, lima hingga 10 terbaik akan dikirim ke Australia. Itu terjadi sebelum saya jadi panglima, jadi itu tidak akan saya biarkan," ucap Gatot, dikutip dari ABC.
Menurut ABC, Panglima TNI dianggap menggunakan "bahasa era Perang Dingin".
Saat itu merupakan fenomena umum untuk merekrut seorang tentara untuk "ditanam" menjadi sumber atau agen yang memengaruhi kebijakan demi kepentingan negara yang merekrut.
Polemik antara TNI dan militer Australia (Australia Defence Force, ADF) muncul setelah TNI memutuskan untuk menghentikan kerja sama militer kedua negara.
Langkah ini dilakukan setelah ada kabar mengenai pelecehan terhadap TNI dan Pancasila, yang terjadi di pelatihan pasukan khusus Australia (SAS) di pangkalan Campbell, Perth.
(Baca: Tiga Hal yang Diduga Jadi Awal Polemik TNI dengan Militer Australia)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui penundaan kerja sama karena adanya oknum militer di Australia yang menghina dan melecehkan Indonesia dan Pancasila.
Menhan menyebut oknum tersebut sudah diberi sanksi oleh ADF. (Baca: Menhan Sebut Australia Sudah Bertindak Tegas soal Penghinaan Pancasila)
Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menegaskan akan menangani secara serius temuan materi pelajaran pada fasilitas pelatihan bahasa Angkatan Darat Australia yang diduga menghina TNI.
"Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Air Chief Marshal Mark Binskin, telah melayangkan surat kepada mitranya dari Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa persoalan ini akan ditangani secara serius dan kami akan menginvestigasi masalah yang mengemuka," kata Payne dalam pernyataan resmi yang diunggah pada laman Kementerian Pertahanan Australia, www.minister.defence.gov.au, Rabu (4/1/2017).
(Baca: Australia Investigasi Temuan Materi Pelajaran yang Diduga Hina TNI)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.