PALMERAH, KOMPAS.com - Sepanjang Rabu (5/1/2017) tidak ada topik khusus menonjol yang menyita perhatian publik. Sejumlah isu tersebar secara sporadis.
Klarifikasi Novel soal kata "fitsa hats" menjadi berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com. Ada juga berita soal Gus Joy, saksi pelapor kasus dugaan penodaan agama, yang ramai dibaca dan menjadi salah satu berita terpopuler.
Isu lain yang ramai jadi perbincangan adalah soal kisah dua anak sebatang kara, Soni (16) dan Marcel (3) di Tangerang yang dinggal sebatang kara berdua. Ayahnya sudah lama meninggal sementara ibu mereka pergi karena menikah dengan pria lain.
Berikut lima berita kemarin yang sebaiknya Anda tahu.
1. Klarifikasi Novel soal Fitsa Hats
Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin, mengatakan, kesalahan tulisan nama bekas tempat kerjanya yaitu restoran Pizza Hut menjadi "Fitsa Hats" dilakukan penyidik yang mengetik berita acara pemeriksaan.
"Bukan (tulisan tangan saya), polisi sendiri. Kalau mau tanya salahin, salahin polisi, jangan salahin saya," kata Novel.
Novel membantah tudingan Ahok bahwa ia sengaja mengubah tulisan Pizza Hut menjadi "Fitsa Hats" karena malu pernah kerja di perusahaan yang dipimpin orang kafir. Ia mengaku luput memperhatikan soal kata "fitsa hats" saat menandatangani BAP.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga:
Polisi Mengaku Sudah Kroscek ke Novel Saat Tulis Fitsa Hats
Soal Fitsa Hats, Ahok Saling Tuding dengan Saksi Pelapor
Soni (16) dan Marcel (3), kakak beradik, hidup sebatang kara di sebuah rumah yang tidak layak di Tangerang.
Ayah kedua anak itu sudah lama meninggal. Sementara, ibu mereka pergi meningalkan rumah karena menikah lagi dengan pria lain.
Soni harus bekerja menghidupi adiknya yang masih kecil.
Kisah Soni dan Marcel menjadi viral di media sosial. Dinas Sosial pun turun tangan menyusul tayangnya berita ini di Kompas.com.
Selengkapnya kisah Soni dan Marcel baca di sini.
TNI menghentikan kerjasama militer dengan tentara nasional Australia, Australian Defence Force (ADF). Alasannya, ada materi pelajaran di akademi militer Australia yang dianggap menjelek-jelekkan Indonesia.
Dari informasi yang ditelusuri Kompas, TNI sebelumnya mengirimkan surat kepada ADF pada 9 Desember 2016 tentang penghentian kegiatan kerja sama militer di antara kedua belah pihak.
Hal itu dipicu dengan pengalaman pelatih dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengajar di sekolah pasukan khusus Australia tersebut.
Saat mengajar, pelatih tersebut mengetahui adanya pelajaran-pelajaran yang isinya menjelek-jelekkan TNI di akademi tersebut.
Saat menghadap kepala sekolah di akademi tersebut untuk mengajukan keberatan, sang pelatih Kopassus tersebut malah menemukan tulisan lainnya yang isinya justru menghina lambang negara Indonesia, Pancasila.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga:
Militer Australia Mungkin Iri dengan Kemampuan TNI...
Menurut Menhan, Oknum Militer Australia yang Hina Pancasila Sudah Diberi Sanksi
Australia Investigasi Temuan Materi Pelajaran yang Diduga Hina TNI
4. Diduga Lakukan Penipuan, Gus Joy Akan Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Salah seorang saksi pelapor dalam persidangan kasus Ahok, Gus Joy Setiawan, dituduh melakukan penipuan terkait pemberian tanah wakaf seluas 1.000 meter persegi untuk pembangunan masjid di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Seorang pengacara bernama C Suhadi mengatakan, dia dan kliennya akan melaporkan Gus Joy ke Bareskrim Mabes Polri setelah melengkapi berkas laporan yang dibutuhkan.
"Hari ini laporan pengaduan belum (dibuat) karena ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Kami masih diminta syarat lain. Tidak lama lagi akan kami penuhi dan kami laporkan," ujar Suhadi di kantor Bareskrim Polri, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2017).
Suhadi mengatakan, dugaan penipuan yang dilakukan Gus Joy bermula pada Maret 2014.
Selengkapnya baca di sini.
5. Saat Jokowi Borong Jajanan Kaki Lima untuk Santapan Rapat Kabinet
Presiden Joko Widodo memborong jajanan kaki lima sebagai menu rapat kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1/2017).
Jajanan, mulai dari nasi goreng hingga sate madura, disiapkan untuk para menteri hingga wartawan yang hadir.
Nurhadi, seorang pedagang nasi goreng mengatakan, ia biasa berjualan di Balai Kesehatan Tentara, tak jauh dari Istana Bogor. Semalam, lapaknya didatangi oleh seorang pegawai Istana. Ia diminta untuk datang ke Istana Bogor Rabu pagi.
"Disuruh pakai batik," kata dia.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, jajanan kaki lima yang disiapkan semuanya enak.
"Enak dan tentu saja menyenangkan. Beberapa menteri saya lihat nambah, he-he," kata Hanif.
Selengkapnya baca di sini.
Baca juga:
Jokowi: Jajanan Kaki Lima Enak, Murah, dan Meriah