JAKARTA, KOMPAS.com — Bloomberg menilai kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk tiga indikator penilaian berada di angka aman.
Tiga indikator itu ialah nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan publik.
Apa tanggapan Wakil Presiden Jusuf Kalla atas capaian tersebut?
"Tentu kita bersyukur. Ucapan penghargaan itu Presiden sebagai atas nama (semua komponen), tetapi kita tentu berikan kepada saudara-saudara semua yang bergerak (di bidang ekonomi)," kata Wapres saat membuka perdagangan saham 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/1/2017).
Menurut Wapres, ada dua faktor yang menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia stabil, yaitu stabilitas nilai tukar rupiah serta kondisi fiskal.
"Dua-duanya menyebabkan situasi gross yang lebih stabil, stabil dalam lima persen begitu," ujarnya.
(Baca: Bloomberg: Rapor Presiden Jokowi Terbaik di Asia-Australia Selama 2016)
Wapres meminta agar semua pelaku ekonomi terus berupaya dalam menjaga stabilitas kondisi perekonomian Tanah Air.
Dengan konsistensi yang ada, diharapkan pertumbuhan ekonomi 2017 semakin baik.
Menurut Bloomberg, Jokowi terbukti mampu menguatkan nilai tukar sebesar 2,41 persen, menjaga pertumbuhan ekonomi 5,02 persen (tahun ke tahun), serta memiliki tingkat penerimaan publik cukup tinggi 69 persen.
(Baca: Sri Mulyani Bersyukur Jokowi Dapat Rapor Terbaik di Asia-Australia)
Penilaian tersebut bersumber pada riset Bloomberg dan Saiful Mujani Research and Consulting dari Juli 2015 sampai Oktober 2016.
Bloomberg juga menyebutkan bahwa Jokowi cukup piawai dalam berpolitik, terbukti dapat merangkul dua pertiga kursi di parlemen.
Selain itu, program amnesti pajak juga berhasil diloloskan untuk membiayai program pembangunan infrastruktur.