Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2016: Pernyataan Ahok, Aksi Damai, dan Pemufakatan Makar

Kompas.com - 23/12/2016, 07:56 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Aksi Bela Islam II

Pada 4 November 2016, aksi unjuk rasa kembali digelar massa terkait pernyataan Ahok.

Lokasi aksi tak hanya di Bareskrim Polri dan Balai Kota, melainkan juga Istana Negara, Bundaran Patung Kuda dan Gedung MPR/DPR.

Sejumlah elite politik ikut dalam aksi yang kembali dipimpin Rizieq Shihab itu.

Mereka di antaranya politisi senior PAN Amien Rais, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.  

Awalnya, aksi berjalan tertib hingga pukul 18.00 WIB.

Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para ulama dan kiai yang memimpin umat untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

Namun, ketika massa mulai membubarkan diri, sekitar pukul 19.00 WIB kondisi berubah.

Situasi yang awalnya damai, berubah menjadi rusuh.

Presiden menuding ada aktor politik di balik kerusuhan massa.

Tak hanya di depan Istana Negara, kerusuhan juga terjadi di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebuah minimarket di Kampung Luar Batang dirusak. Aksi anarkistis di Penjaringan dilakukan oleh sekelompok remaja.

Sementara, massa yang awalnya berada di Istana Negara, bergerak ke Gedung DPR/MPR.

Hal itu membuat kondisi Jalan Gatot Subroto yang menjadi pintu masuk Kompleks Parlemen, penuh sesak.

Ketua MPR, Zulkifli Hassan menemui perwakilan demonstran yang telah memadati Kompleks Parlemen sejak pukul 21.00 WIB, untuk bernegosiasi pukul pada 01.30 WIB.

Pada saat yang sama, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri Istana Negara.

Rapat yang baru berakhir Sabtu (5/11/2016) dini hari itu, menghasilkan beberapa hal. Salah satunya, Presiden meminta aparat penegak hukum memproses kasus hukum Ahok.

Dalam pertemuan itu, telah disampaikan bahwa proses hukum terhadap Saudara Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan secara tegas, cepat, dan transparan. Oleh sebab itu, saya minta para pengunjuk rasa untuk kembali pulang ke rumah masing-masing, ke daerah masing-masing dengan tertib,” kata Jokowi.

Sementara itu, para pengunjuk rasa yang sebelumnya sempat berkumpul di Gedung MPR/DPR mulai membubarkan diri pada Sabtu pagi.

Konsolidasi politik Jokowi

Beberapa hari setelah unjuk rasa 4 November digelar, Presiden Jokowi melakukan konsolidasi politik.

Konsolidasi ini dilakukannya merespons informasi yang menyebutkan bahwa aksi akan kembali digelar pada 25 November 2016

Safari politik Jokowi diawali dengan menemui pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Senin (7/11/2016).

Jokowi menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran PBNU yang telah memberikan pernyataan-pernyataan yang mendinginkan dan menyejukkan suasana, sehingga aksi 4 November berlangsung damai.

Sehari kemudian, giliran Jokowi bertemu dengan pimpinan PP Muhammadiyah. 

Pada waktu yang sama, Presiden juga bertemu dengan pimpinan elite Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.

Dalam pertemuan itu, Presiden berpesan, agar Polri tidak ragu dalam menindak kelompok yang berupaya merusak keragaman dan persatuan Indonesia.

Pada 9 November, Jokowi mengumpulkan pimpinan 17 ormas islam di Istana Negara.

Pertemuan yang terbilang mendadak itu, dilanjutkan dengan pertemuan dengan para ulama dan pimpinan ormas asal Banten dan Jawa Barat, pada hari berikutnya.

Dalam pertemuan itu, Jokowi kembali berterima kasih kepada para ulama yang telah membantu pemerintah dalam menjaga kesejukan. Menurut dia, ulama memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan NKRI.

Konsolidasi selanjutnya dilakukan Jokowi dengan bertemu pasukan elite TNI dan Polri, seperti Marinir TNI Angkatan Laut, Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, Kopassus TNI Angkatan Darat, Kostrad TNI Angkatan Darat dan Brimob Polri.

Sebagai panglima tertinggi, Jokowi yakin, para pasukan elit itu memiliki loyalitas tinggi kepada rakyat, bangsa dan negara. 

Ia juga menyatakan optimistis, para prajurit itu siap dan dapat diandalkan dalam kondisi apapun.

Ia membantah bahwa konsolidasi yang dilakukannya ke pasukan elit karena negara dalam keadaan darurat.

Konsolidasi politik terakhir Jokowi dilakukan dengan menemui satu persatu pimpinan partai politik.

Pimpinan parpol yang ditemui Jokowi, adalah Ketua Umum Golkar Setya Novanto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PPP M Rommahurmuziy, Ketua Umum PAN Zukifli Hassan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Dari sepuluh partai penghuni parlemen, hanya pimpinan Demokrat, Hanura, dan PKS yang hingga kini belum ditemui Jokowi.

Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro menilai, konsolidasi politik Jokowi pascaunjuk rasa 4 November sudah tepat.

Menurut dia, Presiden perlu merangkul suprastruktur dan infrastrukut politik pada kondisi saat itu.

Suprastruktur politik yakni unsur ketatanegaraan, mulai dari lembaga yudikatif hingga legislatif. Polri dan TNI bagian di dalamnya.

Sementara, infrastruktur politik adalah partai politik, masyarakat sipil, hingga media massa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com