Selengkapnya baca di sini.
3. Kepanikan saat Car Free Day di Bundaran HI, Ada yang Teriak Sebut Menara BCA Goyang
Kepanikan terjadi saat berlangsungnya kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (18/12/2016).
Pada sekitar pukul 08.55, secara tiba-tiba orang-orang yang awalnya berkumpul di sekitar Tugu Selamat Datang secara serempak berlari menjauh. Di antara orang-orang yang panik itu, ada beberapa yang berteriak mengatakan bahwa Menara BCA sedang bergoyang.
"Gedungnya goyang, gedungnya goyang," bunyi teriakan itu.
Dari pengamatan para polisi, Menara BCA tidak goyang. Awan-awan yang tengah bergerak-lah yang membuat gedung seolah-oleh goyang. Para polisi pun meminta orang-orang untuk tetap tenang dan tidak panik.
Selengkapnya baca di sini.
4. Berusia 93 Tahun, Mugabe Dicalonkan Kembali Jadi Presiden Zimbabwe
Meski pada Februari tahun depan Robert Mugabe akan berusia 93 tahun, tetapi dia belum akan meninggalkan jabatannya sebagai presiden Zimbabwe.
Pada Sabtu (18/12/2016), dalam kongres tahunannya di kota Masvingo, sebelah tenggara ibu kota Harare, partai ZANU-PF menyatakan mendukung Mugabe untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilu 2018.
Mugabe berkuasa sejak negeri itu merdeka pada 1980. Mugabe, yang memenangkan pemilihan presiden 2013 yang dituding penuh kecurangan, meski uzur masih mampu melakukan perjalanan dinas dan mengatakan dia akan tetap hidup hingga usia 100 tahun.
Di bawah pemerintahannya, Zimbabwe kini mengalami tingkat pengangguran skala masif, kas negara nyaris kosong, dan penutupan berbagai bidang usaha.
Selengkapnya baca di sini.
5. Semiliar "Password" Pengguna Yahoo Dijual Murah di Pasar Gelap
Pekan ini, Yahoo kembali mengumumkan pihaknya telah menjadi korban hacking pada 2013. Peretasan tersebut termasuk paling besar sepanjang sejarah karena pelakunya berhasil mencuri data login dari sekitar 1 miliar pengguna layanan-layanan Yahoo.
Chief Intelligence Officer firma keamanan cyber InforArmor, Andrew Komarov, mengatakan bahwa data berjumlah besar tersebut sempat dijual di “pasar gelap internet” alias darkweb.
Para pencurinya memasang banderol relatif “murah”, yakni 300.000 dollar AS (sekitar Rp 4 miliar) untuk keseluruhan data atau hanya sekitar Rp 4 per akun.
Selengkapnya baca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.