PALMERAH, KOMPAS.com - Ada sejumlah informasi menarik sepanjang hari Kamis (15/12/2016). Pasangan calon gubernur DKI Jakarta Agus-Sylvi kembali tak menghadiri acara debat yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Sebelumnya, Agus tak menghadiri acara serupa di NET. TV.
Cerita lain yang ramai di media sosial adalah soal laptop Presiden Jokowi. Laptop ini digunakan Presiden untuk menonton pertandingan secara streaming dari Iran. Cerita laptop ini menyusul cerita lain soal jaket bomber dan payung biru.
Bagi Anda yang tidak sempat mengikuti aliran berita kemarin, berikut lima berita kemarin yang selayaknya Anda baca.
1. Agus Kembali Tak Hadiri Debat di TV
Calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tak menghadiri acara debat calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta yang digelar Kompas TV, Kamis (15/12/2016).
Hingga acara dimulai pukul 19.00 WIB, hanya tampak dua pasangan calon yang hadir, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Acara bertajuk "Rosi & Kandidat Pemimpin Jakarta" ini dimoderatori Rosiana Silalahi. Saat membuka acara tersebut, Rosianna memastikan bahwa Agus-Sylvi tidak bisa menghadiri acara ini.
Sebelumnya, Agus juga tidak datang dalam acara serupa di NET.TV. Selengkapnya baca di sini.
Kenapa Agus tidak bersedia datang? Baca di sini.
Segala barang yang menyangkut Presiden Joko Widodo (Jokowi) agaknya bakal ramai dibicarakan oleh warga internet Tanah Air.
Setelah jaket bomber, sarung, payung, dan sandal biru, kini giliran laptop sang Presiden yang beken di media sosial.
Laptop tersebut muncul dalam foto yang diunggah Jokowi melalui akun Twitter resminya, @jokowi, pada Rabu (14/12/2016) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
Dalam gambar tampak dia sedang menonton pertandingan final pertama Piala AFF 2016 antara tim nasional (timnas) Indonesia dan Thailand di layar laptop.
“Selamat…selamat…selamat.. Untuk Tim Nasional Indonesia,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta dalam kicauan yang menyertai foto, lengkap dengan inisial “Jkw”. Skuad Garuda memang berhasil menang 2-1 atas lawannya, Thailand.
Selengkapnya baca di sini. Baca juga: Cerita Jokowi Saksikan Comeback Timnas Indonesia
Bareskrim Polri memanggil anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Eko Hendro Purnomo alias Eko "Patrio", untuk diminta keterangan, Kamis (15/12/2016).
Penyelidik mengundang Eko untuk mengklarifikasi pemberitaan di media. Sebuah media online menulis, Eko menganggap rencana aksi teroris di Kompleks Kepresidenan hanya pengalihan isu.
Dalam berita itu, Eko menyebut pengungkapan bom Bekasi pada Sabtu (10/12/2016), merupakan pengalihan isu kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selengkapnya baca di sini. Baca juga:
Polisi Usut Opini Pengungkapan Kasus Terorisme Pengalihan Isu
Pemanggilan Eko "Patrio" Berdasarkan Laporan Penyidik Bareskrim
Eko "Patrio" Dipanggil Polisi, PAN Protes di Rapat Paripurna
Eko "Patrio" Akan Datangi Bareskrim pada Jumat Siang
Lembaga Survei Indonesia (LSI) kembali melakukan survei Pilkada DKI 2017 pada Desember 2016. Hasilnya, sebanyak 31,8 responden LSI memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat jika Pilkada DKI Jakarta dilakukan saat ini.
Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni didukung oleh 26,5 persen responden, sementara Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di urutan ketiga dengan dukungan 23,9 persen. Adapun responden yang belum memutuskan sebesar 17,8 persen.
Direktur Eksekutif LSI, Kuskridho Ambardi, mengatakan, elektabilitas ketiga pasang cagub-cawagub itu mengalami perubahan jika dibandingkan dengan hasil survei pada November 2016.
"Urutan satu, dua, tiga, pada November sesuai nomor (pemilihan). Pada Desember ini sedikit terbalik. Terjadi pergeseran dalam satu bulan ini, meskipun tidak drastis amat," ujar Dodi, sapaan Kuskridho, saat merilis hasil survei LSI di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).
Pada November lalu, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 30,4 persen, Ahok-Djarot 26,2 persen, dan Anies-Sandi 24,5 persen.
Selengkapnya baca di sini.Baca juga Baca juga.
Agus Menang Lagi di Survei LSI Denny JA, Ahok 27,1 Persen, Anies 23,6 Persen
Agus Berpenampilan Menarik, Anies Ramah, sementara Ahok...
Mulai Jumat (16/12/2016), polisi akan memberlakukan sistem tilang online atau e-tilang. Proses penilangan yang dulunya rumit dan menyita banyak waktu lewat persidangan, kini tidak akan ada lagi.
Seperti apa proses e-tilang?
Alih-alih ditilang menggunakan blanko/surat tilang, pengendara yang melanggar akan dicatat melalui aplikasi yang dimiliki personel kepolisian.
Setelah terekam, pengendara dalam waktu singkat akan mendapat notifikasi berupa kode yang isinya persis seperti surat tilang, disertai kode untuk melakukan pembayaran denda melalui BRI.
Pengendara diwajibkan untuk membayar denda maksimal sesuai pasal yang dilanggar. Jika sudah lunas, petugas yang menilang akan menerima notifikasi juga di ponselnya.
Pelanggar bisa menebus surat yang disitanya langsung dengan cukup menyerahkan tanda bukti bayar, maupun mengambilnya di tempat yang disebut dalam notifikasi.
Selengkapnya baca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.